Dr. Khalifa mengatakan sebagian besar dari keluarga tersebut memiliki latar belakang medis dan termasuk dokter-dokter yang bekerja di rumah sakit daerah atau di klinik keluarga.
KANADA – Jamaah muslim Ahmadiyah baru-baru ini merayakan 50 tahun di Cape Breton.
Angka tersebut adalah usia Ahmadiyya Muslim Cape Breton, dimana Sang Imam menyebutnya sebagai tempat yang aman dan damai. Perayaan dikhususkan pada fakta bahwa sekte kemanusiaan yang terdiri dari delapan keluarga tersebut merasa telah diterima di komunitas Cape Breton yang mereka adopsi.
baca juga: [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/kanada/feed/” number=”3″]
Sebagaimana Umram Bhatti, Imam (pemimpin keagamaan) dari kelompok tersebut, mengatakan pada The Chronicle Herald: “Saya akan mengatakan dengan keyakinan 100 persen bahwa keluarga-keluarga tersebut sangat dilindungi dan dijaga di Cape Breton.”
Moto kelompok ini adalah: “love for all, hatred for none.”
Walaupun ada beberapa insiden lokal dan beberapa serangan dari penduduk lokal, kelompok kecil ini telah berbaur dengan baik dalam komunitas tersebut.
Adalah Dr. Momin Khalifa, sekarang berusia 87 tahun, yang mendirikan jemaat tersebut ketika beliau tiba di Cape Breton pada tahun 1966 untuk bekerja sebagai dokter keluarga di Glace Bay. Sekarang beliau telah pensiun, tapi terkadang membantu di rumah sakit dan di klinik berjalan.
Dr. Khalifa mengatakan sebagian besar dari keluarga tersebut memiliki latar belakang medis dan termasuk dokter-dokter yang bekerja di rumah sakit daerah atau di klinik keluarga. Beberapa keluarga lainnya memiliki bisnis pribadi, menyediakan pelayanan katering dan makanan Pakistan dan India.
Enam tahun yang lalu jemaat membeli gedung bekas gereja di Grand Lake Road di Sidney dan merenovasinya, menambahkan sebuat Menara (Sebuah ciri arsitektur Islam yang digunakan untuk menyuarakan panggilan shalat) dan menghiasnya seperti gaya Timur Tengah.
Ada satu waktu ketika Mr. Bhatti, laki-laki yang berada di meja informasi di pasar loak Sidney, menemukan kejadian langka mengenai prasangka yang bertentangan dengan kelompok tersebut. Kelompok ini membagikan literatur gratis di pasar dan berusaha untuk membantu siapa saja untuk memahami agama Islam yang damai dan menghapus kesalahpahaman dan mitos mengenai Muslim dan Islam.
Seorang pemuda datang bersama istrinya, melihat ke sekeliling, dengan marah menuduh kelompok tersebut adalah teroris dan membuat ancaman sebelum pergi. Mr. Bhatti menyesal tidak sempat untuk berdialog lebih lama dengan pemuda itu atau mengundang pemuda itu ke rumah untuk minum kopi dan makan-makan.
Polisi mendengar kejadian tersebut dan meminta Mr. Bhatti untuk memberi tahunya bahwa komunitas tersebut ada di sana karena permintaannya dan kelompok itu aman di sini.
Kunjungan dan penerimaan komunitas tersebut menunjukan bahwa ini adalah rumah bagi Jamaah Muslim Ahmadiyah, dan bahwa setelah 50 tahun, hari ini adalah hari untuk merayakannya.
Kebahagiaan dimulai dari dalam rumah dan kelompok kecil Muslim ini telah memukan keduanya di Cape Breton.
Sumber : Herald Opinion
Alih Bahasa : Lisnawati
Editor: Lisa Aviatun Nahar