tiga ribu muslim Ahmadiyah Kanada memadati Saskatoon untuk menyimak pimpinannya Bagaimana cara mensyiarkan harmoni serta dakwah yang damai.
LEBIH dari tiga ribu warga muslim Ahmadiyah dari seluruh Kanada bagian barat memadati Saskatoon akhir pekan ini (9-10 Agustus 2014) untuk merayakan keimanan mereka dan menyimak pimpinannya menceramahkan tentang bagaimana cara mensyiarkan harmoni serta dakwah yang damai.
DOA-doa dan puji sanjung menggema di hall lapangan sepakbola. Hadirin yang terdiri dari para laki-laki dan para perempuan duduk tertib pada tempatnya masing-masing, dipisahkan oleh sekat, berpartisipasi di dalam acara pertemuan tahunan Jalsah Salanah Wilayah Kanada Bagian Barat yang ke-35.
“Tujuan kami adalah untuk meningkatkan gairah kecintaan kepada negara kita.
Beberkatlah kami berada di Kanada. Inilah negara yang memungkinkan kita untuk mengakui dan menyatakan apa yang kita anggap benar dalam cara yang baik,” kata Naib Amir dan Raisuttabligh Jamaah Muslim Ahmadiyah Kanada Maulana Mubarak Nazir.
Muslim Ahmadiyah adalah jamaah Islam yang didirikan di India pada tahun 1889 oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s.. Hadhrat Ahmad mendakwakan diri sebagai mujadid dan Almasih Yang Dijanjikan (Masih Mau’ud). Beliau mengajarkan untuk menyebarkan Islam dengan damai dan menolak kekerasan.
Kanada Bagian Barat adalah tempat bagi sekitar 7500 umat Islam Ahmadiyah, namun karena dipisakan antara Winnipeg dan Vancouver.
Pelaksanaan jalsah salanah adalah setiap tahun. Saksatoon adalah tempat di mana bermukim sekitar 250 keluarga jamaah muslim Ahmadiyah.
Maulana Nazir pada hari Sabtu-nya adalah gilirannya memberikan ceramahnya pada jalsah tersebut. Isinya tentang konflik dunia dan bagaimana cara mensyiarkan agama dengan damai.
“Saya berbicara tentang perdamaian dan munculnya perang dunia ketiga,” kata Maulana Nazir. Dia mengacu pada konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah termasuk Israel, Palestina, dan Suriah.
“Jika sang Nabi saw. diutus ke dunia ini sekarang, dia tidak akan pernah mengakui umat Islam terhadap apa yang mereka perbuat di Irak, Libya, Mesir, Pakistan, dan negara-negara lain. Ini bukanlah apa yang diajarkan nabi. Merupakan tugas kita untuk kembali ke kemurnian agama-agama ini dan melihat bahwa semua agama tersebut mengajarkan perdamaian.”
Para sukarelawan dan sukarelawati yang masing-masing dilengkapi detektor logam mendeteksi para tamu yang datang sebelum diperkenankan masuk. …
Di dalamnya, sebagian besar kegiatan yang berisi ceramah-ceramah, shalat berjamaah, hingga lantunan syair-syair berada pada tempat arena jalsah atau ‘jalsah gah’. Tempat kaum laki-laki dipisah dengan kaum perempuan. Pada jalsah gah perempuan, terdapat layar monitor besar sehingga tamu jalsah bisa menyaksikan gambar langsung sang pembicara dari jalsah gah laki-laki.
Amtul Noor Daud adalah presiden nasional dari organisasi perempuan jamaah muslim Ahmadiyah (Lajnah Imaillah) di Kanada. Organ ini melayani bidang pendidikan, pelatihan, hingga kegiatan rekreasi bagi kaum perempuan. Ceramahnya yang ditujukan kepada para perempuan adalah tentang bagaimana memperbaiki diri agar menjadi orang yang saleh.
“Untuk meraih kecintaan Allah, kita harus menjadi orang yang mampu memperbaiki dan menjaga diri dari segala macam kezaliman,” katanya.
Jalsah salanah terbuka untuk umum. Bagi warga masyarakat simpatisan muslim Ahmadiyah yang ingin hadir, terutama para perempuannya, diperkenankan bila tidak mau dipisah dan ingin duduk bersama di jalsah gah laki-laki.
Daud dan Nazir mengajak warga masyarakat untuk hadir demi mengubah stereotip negatif tentang Islam.
“Kami mensyiarkan dakwah kami senyaman mungkin. Bila yang demikian itu sesuai dengan akal sehat, orang akan menerimanya,” kata Nazir.
“Pedang dan bom bisa saja menakklukan suatu wilayah. Mereka dapat membuat Anda tunduk. Tetapi, mereka tidak dapat menaklukan hati Anda. Kami tidaklah mengurusi bagaimana menaklukan suatu daerah. Urusan kami adalah bagaimana memenangkan hati.”
_
Foto: Maulana Mubarak Nazir saat Jalsa Salanah Wilayah Canada conference. Lasia Kretzel/News Talk Radio