Bandung – Lajnah Imaillah Bandung Raya sukses menyelenggarakan pertemuan rutin atau biasa dikenal muawanah gabungan di Masjid An-Nashir, Kota Bandung pada Minggu 16 Februari 2025.
Adapun bertindak sebagai tuan rumah adalah Lajnah Imaillah Bandung Kulon. Tidak hanya dihadiri anggota lajnah imaillah, namun juga kedatangan tamu undangan dari Fatimiyah Ijabi, Nenden dan tiga orang muslimah sekitar masjid.
Mengusung tema ‘Keluarga Hebat, Generasi Kuat: Bersama Hadapi Era Digital Tanpa Bullying dan Kekerasan’ tiga materi utama mengenai pengasuhan di era digital, menghadapi perundungan anak, dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Baca juga: Pj Walikota Palangkaraya Gandeng Masyarakat dan Komunitas CTC di HPSN 2025
Materi-materi di atas dibahas atraktif dan interaktif oleh narasumber kompeten berlatar psikologi dan pendidikan. Mereka adalah Sadiqa, Maya Dewi, dan Rokhila.
Menekankan cara pemanfaatan sarana gadget agar terhindar dari dampak negatif, Sadiqa juga memberi tips agar para orang tua menerapkan pola komunikasi asertif. Di sesi ini, para nashirat mengungkapkan isi hatinya kepada para bunda untuk berkomitmen membangun keterbukaan.
Sementara langkah menghindari bullying berawal dari keluarga yang nyaman, saling mendukung, penuh kasih sayang.
“Menjaga diri untuk tidak menjadi pelaku bullying merupakan upaya tazkiyatun nafs (penyucian diri) dari sifat hasad dan segala bentuk perilaku kasar. Hudhur bersabda ciptakanlah persaudaraan dan kecintaan sesama kalian,” jelas anggota Lajnah Imaillah Bandung Raya yang berprofesi sebagai psikolog, Maya Dewi.
Sementara itu narasumber lain, Rokhila membahas terkait maraknya tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Dirinya menturkan jika perilaku KDRT dilarang dalam Islam.
“KDRT dalam Islam jelas dilarang. Hudhur sendiri mengkategorikan (KDRT) sebagai tindakan yang melanggar kehormatan perempuan sebagai kejahatan,” ujarnya.
Baca juga: Jemaat Ahmadiyah dan FBTI Tasikmalaya Hadiri Undangan Festival Cap Go Meh
“Tidak boleh ada normalisasi dalam kekerasan dan jika diperlukan kita dapat melaporkannya ke pihak berwajib,” tambah Rokhila.
Pembahasan topik muawanah yang merupakan isu hangat di masyarakat modern mendapat respon baik dari tamu undangan. Nenden.
Sambil berlangungnya presentasi, children corner secara terpisah membuat para lajnah lebih fokus menyimak acara, sambil anak-anak disuguhi kegiatan positif anti-gadget lewat mewarnai dengan cat air, bermain game dadu, dan aktivitas bermain sambil belajar yang seru.
Di samping ajang silaturahmi antar anggota Lajnah Imaillah Bandung Raya, kegiatan muawanah ini pun menjadi sarana ikhtiar mencari rezeki lewat bazaar produk UMKM para anggota.
Mulai dari hasil bumi, aneka cemilan, skincare dan obat homeopathy, pakaian muslimah, asesoris handmade, dan aneka kriya kreatif lainnya.
Masih di area bazaar, Pojok Baca LI Bandung Kulon tampil perdana dengan wajah baru memamerkan beragam koleksinya dan menggelar bazar buku serba lima ribu yang menarik pembaca sekaligus pembeli.
Lain dari biasanya, pos kesehatan tak hanya berjaga jika ada peserta yang sakit namun juga melayani konsultasi dan pemeriksaan tensi darah oleh dr. Amatul Shafi dan Ammatul Rizkia.
Kehadiran posko di area bazaar cukup mencolok sehingga 34 orang ikut memeriksakan diri dan beberapa mendapatkan resep homeopathy. *
Kontributor: Amatul Shafi
Editor: Talhah Lukman A