Bogor – Sebanyak 15 orang mahasiswa Jamiah Ahmadiyah Indonesia dinyatakan lulus pada tahun ini. Mereka diwisuda pada Jumat (15/7/2022). Prosesi wisuda dilaksanakan di Komplek Kampus Mubarak tepatnya di Masjid An Nashr Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Kemang Bogor.
Orang tua ataupun yang mewakilinya hadir mendampingi para mahasiswa saat gelaran acara seremonial tersebut. Acara wisuda bukan hanya menandai kelulusan para mahasiswa Jamiah namun secara resmi juga telah mengesahkan mereka menjadi seorang mubaligh yang akan bertugas ke berbagai tempat.
Principal Jamiah Indonesia, Maulana Ma’sum Ahmad menyatakan acara wisuda itu merupakan hal yang luar bagi Jamiah Ahmadiyah Indonesia dan hal itu patut disyukuri oleh semuanya.
“Syukur Alhamdulillah setelah para siswa belajar 7 tahun dan sebanyak 8 siswa telah lulus serta menyandang gelar shahid serta 7 orang bergelar mubashir;” ujar Maulana Ma’sum.
“Bagi bapak-bapak yang putranya berhasil (lulus, red), kami ucapkan mubarak dan mudah-mudahan menjadi kebangggan bagi dirinya sendiri, Jemaat, dan keluarga. Para wisudawan telah kami didik sesuai kemampuan kai, para dosen dan staf. Tentu saja pasti masih banyak kekurangan,” imbuhnya.
Maulana Ma’sum lantas mengutip sebuah pesan dari Hazrat Amirul Mu’minin tentang tugas dan tanggung jawab seorang mubaligh dalam lembaga Jemaat Ahmadiyah adalah untuk memberikan ta’lim dan tarbiyat serta menyampaikan tabligh Islam ke seluruh pelosok dunia.
“Para mubaligh merupakan wakil-wakil khalifah. Ini merupakan tanggung jawab kalian yang sangat besar,” kutipnya.
Maulana Ma’sum juga berharap agar mereka dapat mempraktikkan dan mengamalkan ilmu yang telah didapat selama menempuh pendidikan di Jamiah dan dapat menyampaikannya kembali demi kebaikan dan kemaslahatan seluruh umat manusia.
Salah satu lulusan Jamiah 2022, Muhammad Talha mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada orang tua dan berbagai pihak yang telah membuatnya sampai pada tahap sekarang ini dan dinobatkan sebagai lulusan terbaik.
“Terima kasih sebesar-besarnya kepada orang tua yang telah mendidik dan mendoakan juga kepada para dosen yang mendidik kami selama 7 tahun,” tutur Talha.
“Semoga dapat kami manfaatkan di lapangan nanti,” tambahnya.
Ia lalu mengucapkan terimakasih pada staf-staf dapur Jamiah yang menurutnya telah mensupport dengan asupan makanan yang bergizi. Talha juga sempat bernostalgia bagaimana saat pertama kali di interview sebagai salah satu tahapan yang harus ditempuh untuk dapat lolos masuk Jamiah.
Muhammad Talha merupakan lulusan terbaik program 7 tahun yang menyandang gelar shahid pada tahun 2022 ini dengan ipk 3,72. Ia berasal dari JAI Padang.
Kakak Talha, Mutia Mubasyirah yang hadir mewakili orang tuanya dalam upacara wisuda tersebut mengungkapkan rasa bangga atas keberhasilan adiknya yang menjadi lulusan terbaik Jamiah tahun ini. Ia pun berharap agar Talha mendapatkan kesuksesan dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang mubaligh.
“Saya merasa sangat bangga kepada adik saya yang merupakan lulusan terbaik dari shahid tahun ini,” ungkap Mutia.
“Mudah-mudahan apa yang telah dipelajari di Jamiah selama 7 tahun dapat diamalkan dan dipraktikkan di lapangan dan menjadi mubaligh yang sukses ,” harapnya.
Sementara itu, Mubaligh in Charge Indonesia, Maulana Mirajudin menyinggung sebuah nubuatan tentang cahaya Islam yang akan tersebar dan menerangi seluruh pelosok dunia.
“Alhamdulillah dengan karunia Allah Taala kita menyaksikan keberhasilan anak kita untuk menyongsong nubuatan kemenangan Islam,” papar Maulana Mirajudin.
“Kami ucapkan mubarak kepada para wisudawan atas keberhasilan para wisudawan yang sekarang sudah jadi mubaligh,” lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama Amir Nasional Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah indonesia (Amir Nas PB JAI), Maulana H. Abdul Basit mengungkapkan bahwa lulusan pertama shahid Jamiah Ahmadiyah Indonesia di 2020 pada awalnya hanya 4 orang saja. Namun pada 2022 ini telah berhasil mengentaskan 8 orang mubaligh yang bergelar shahid.
“Satu loncatan yang sangat luar biasa dalam 3 tahun,” ujar Maulana Basit.
“Jadi ini (Jamiah, red) yang diperuntukkan spesifik untuk belajar agama,” lanjutnya.
Selanjutnya Maulana Basit mengingatkan pentingnya menjaga sholat yang harus diselaraskan dengan amal shaleh dan dikokohkan dengan akhlak yang baik.
“Harus menjaga akhlak karena mubaligh ini akan menjadi sorotan,” ucap Maulana Basit.
“Tidak cukup shalat saja tapi harus disertai amal shaleh,” tegasnya.
Lebih jauh, Maulana Basit berharap agar para mubaligh setelah di lapangan untuk menjalankan tugasnya tetap banyak belajar dengan mempelajari berbagai disiplin ilmu selain dari pada ilmu agama. Para mubaligh pun dianjurkan mampu memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk menyampaikan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran kepada masyarakat.
“Ilmu yang tidak seberapa di Jamiah akan menjadi dasar dan akan mendapatkan ilmu yang luar biasa di lapangan. Mubaligh itu harus banyak belajar, bukan hanya ilmu agama tapai disiplin ilmu yang lain,” kata Maulana Basit.
“Bagaimana kita memanfaatkan medsos ini untuk tugas-tugas kita,” pungkasnya.