CIANJUR – Prihatin dengan maraknya tindak intoleransi Solidaritas Korban Kebebasan Beragama (Sobat KBB) Jawa Barat dan LBH Bandungmengadakan Kelas Inspirasi di Rumah Makan Ampera 2 Tak, Cianjur,Senin (9/5) sore. Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa perwakilan dari Jemaat Ahmadiyah Cianjur dan Sukabumi, GKI, GKSA, Gereja Kristen Perjanjian Baru, dan Gereja Pantekosta Cianjur.
Pada kesempatan ini, penyelenggara sengaja mengundang Pendeta Stefanus Iwan Listiyantoro dari Gereja Kristen Jawa di Gunung Kidul, Yogyakarta untuk berbagi inspirasi upaya penyelesaian tindakan dikriminatif dan intoleransi agama dan keyakinan yang pernah dialami di Yogyakarta yang sering dikenal sebagai kota toleransi.
“Kadang kita tidak mau peduli pada apa yang terjadi kepada orang lain, tapi saat kita sendiri yang mengalaminya barulah kita tahu,” sebut Pendeta Iwan yang sudah sering sekali beraktivitasbersama Jemaat Ahmadiyah Yogyakarta.
Mayoritas peserta merupakan individu atau kelompok yang masih mengalami tindakan diskriminatif ataupun intoleran dari berbagai pihak, di antaranya ada beberapa pengurus serta anggota Jemaat Ahmadiyah dari Sukabumi dan Cianjur. Dalam kesempatan yang sama, Pendeta Iwan dan Harold dari LBH Bandung juga kembali mengingatkan bahwa pergerakan pemulihan hak dari para penyintas atau korban kekerasan itu sendirilah yang akan jauh lebih efektif dalam upaya penyelesaian masalah.
“Mereka yang ada di sekeliling kita harus menjadi yang pertama dicerahkan bahwa apa yang kita lakukan bukanlah melawan pemerintah, tetapi kita mengingatkan dan mendukung pemerintah agar tetap menjaga wibawanya untuk menegakkan HAM sesuai dengan konstitusi yang ada,” tutur Pendeta Iwan.
Dirinya turut mengisahkan beberapa upaya yang pernah dilakukan umat Kristiani di Yogyakarta untuk memulihkan kembali haknya agar dapat beribadah. Pendeta Iwan menekankan pentingnya setiap individu dari anggota organisasi harus memahami regulasi dan hak-hak konstitusi yang ada.
“Jika meminjam kata-kata dari kawan-kawan NU, kita ada di sini salah satunya untuk mempererat ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah insanyah kita.” tutur Mln. Ma’mun selaku Mubaligh Daerah Jemaat Ahmadiyah wilayah Jawa Barat 4 yang juga hadir dalam kesempatan tersebut.
Beberapa peserta perwakilan gereja yang hadir juga turut menyampaikan kisahnya sendiri mengenai usaha pelengkapan administrasi gereja, bahkan ada yang juga turut membantu dalam pelengkapan administrasi mushala serta mesjid di daerah sekitarnya.
Upaya ini untuk memberikan perlindungan kepada warga negara agar dapat melaksanakan ibadah dengan tenang dan tanpa gangguan dari kelompok radikal maupun pemerintah daerah.