Sintang – Jemaat Ahmadiyah Sintang bersilaturahmi ke Sultan Sintang ke-31, Raden Barrie Danu Brata, bergelar Pangeran Ratu Prabu Rahmatullah Ismail Tsyafioeddin Kesuma Negara.
Pertemuan yang berlangsung pada Senin, 18 Agustus 2025 tersebut penuh keakraban.
Sekaligus menjadi jembatan penting untuk memperkuat ukhuwah, membangun komunikasi, serta meneguhkan semangat saling menghargai di tengah perbedaan.
Hadir dalam kunjungan tersebut tiga perwakilan Jemaat Ahmadiyah, yakni Amir Daerah Ahmadiyah Kalbar 2 sekaligus Ketua DPD JAI Kabupaten Sintang, Muhtar Hadi, Mubaligh Daerah Jemaat Ahmadiyah Kalbar 2 Mln. Sajid Ahmad Sutikno, dan Safrizal Can (Nazim Anshar Kalbar 2).
Rombongan Jemaat Ahmadiyah Sintang diterima dengan ramah oleh Sultan Sintang beserta keluarga di kediamannya.
Baca juga: Semangat Kemerdekaan Membara di Jemaat Ahmadiyah Kawalu Tasikmalaya
Silaturahmi berlangsung dalam suasana hangat. Perbincangan dimulai dari perkenalan, penuturan sejarah Kerajaan Sintang, hingga dialog tentang kehidupan beragama di Indonesia.
Pihak Ahmadiyah menegaskan komitmen untuk senantiasa menghormati budaya serta aturan setempat, sekaligus meluruskan sejumlah kesalahpahaman yang berkembang.
“Kami bersyahadat sama dengan umat Islam lainnya, yakni asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan rasulullah. Kami berkitab suci Al-Quran, menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai panutan utama, menunaikan ibadah haji ke Mekkah, serta berpegang pada rukun iman dan rukun Islam yang sama,” jelas Mln. Sajid Ahmad Sutikno.
Baca juga: Rabtah Semarak Kemerdekaan, Warga Ahmdiyah Neglasari dan Masyarakat Ikut Lomba
“Perbedaannya hanya seputar keyakinan tentang Imam Mahdi a.s., yang kami yakini sudah datang dalam diri pendiri Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian,” sambungnya.
Mendengar penjelasan tersebut, Sultan Sintang Raden Barrie Danu Brata menunjukkan sikap toleran. Beliau menegaskan bahwa setiap keyakinan harus dihargai selama dijalani dengan tulus dan tidak merendahkan pihak lain.
“Di Indonesia ada enam agama resmi. Silakan seseorang memilih salah satunya. Yang terpenting, seseorang memiliki dasar iman, mengamalkannya dengan baik, serta tidak merendahkan orang lain,” ujarnya.
Keakraban semakin terasa ketika Sultan dan Permaisuri menjamu para tamu dengan suguhan teh hangat serta oleh-oleh khas Yogyakarta.
Baca juga: Jemaat Ahmadiyah Pontianak Ikut Ramaikan HUT RI Bareng Warga, Pekik Merdeka Terdengar
Lebih lanjut, Sultan Raden Barrie Danu Brata mengingatkan bahwa perbedaan adalah bagian dari kehidupan yang harus dijalani dengan sikap saling menghormati.
“Mari kita jaga kedamaian, keharmonisan, dan kepedulian antarsesama,” tambahnya.
Pertemuan ditutup dengan penyerahan sejumlah buku dari Jemaat Ahmadiyah kepada Sultan Sintang. Di antaranya Legalitas Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Sumbangsih Ahmadiyah untuk Negeri, Muhammad menurut Mirza Ghulam Ahmad, serta beberapa buku lainnya.
Silaturahmi ini meninggalkan pesan kuat bahwa perbedaan tidak seharusnya menjadi tembok pemisah, melainkan jalan untuk bekerja sama dalam kebaikan, menjaga kedamaian, dan merawat kerukunan di Bumi Senentang. *