Saat ini, bimbingan belajar begitu menjamur di Indoesia. Berbagai macam bimbingan belajar menawarkan berbagai pilihan metode untuk mengawal pendidikan anak – anak.
Namun sayangnya, orang tua yang berminat terhadap bimbingan belajar harus dihadapkan dengan konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan.
Biaya yang dikeluarkan pun beragam dan kian membengkak dari waktu ke waktu. Mulai ratusan ribu hingga bahkan mencapai jutaan.
Bagi para orang tua yang sadar akan kebutuhan ini, tak jarang mereka merogoh kocek lebih dalam untuk anak – anaknya. Namun disisi lain, tidak sedikit anak – anak yang memiliki orang tua yang acuh dalam hal pendidikan, sehingga anak – anaknya pun kurang dalam pendidikan.
Fenomena seperti ini pun terjadi di Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat. Di lingkungan sekitar Jalan Paledang, banyak anak – anak yang bisa dibilang kurang dalam hal pendidikan. Para orang tua mereka pun terkesan acuh melihat minimnya perkembangan anak – anak mereka.
Dari situlah, seorang Lajnah berusia 18 tahun bernama Nisrina Zukhruf tergerak hatinya untuk mendirikan sebuah rumah belajar yang diberi nama Rumah Belajar Aisyah.
Dengan dukungan dari ibunya, Nisrina mendirikan rumah belajar di kediamannya pada tanggal 6 Februari 2017. Berbekal sarana dan prasarana yang terbatas, rumah belajar ini dimulai.
Pada awalnya hanya ada 3 orang anak yang berminat mengikuti, lama kelamaan 40 anak – anak dari ghair ahmadi berkumpul di rumah belajar Aisyah. Dengan sarana dan prasana yang minim, anak – anak pun belajar di meja dengan berhimpitan, bahkan ada pula yang menulis tengkurab dilantai.
Kelas sore hingga kelas malam dibuka untuk anak – anak dari usia anak prasekolah hingga anak – anak SD. Membaca, berhitung, mewarnai, hingga pelajaran – pelajaran sekolah diberikan kepada anak – anak.
Tidak hanya seputar pendidikan formal, keterampilan hingga materi kerohanian pun diberikan. Anak – anak pun tidak dituntut biaya sepeserpun oleh Rumah Belajar Aisyah. Anak – anak tetap dikawal pendidikan hingga kerohanianya tanpa ada pungutan biaya.
Saat ini, dengan kondisi anak – anak yang cukup banyak, tim relawan pengajar pun dibentuk oleh Rumah Belajar Aisyah. Tim relawan yang dijaring melalui media sosial sangat banyak membantu. Sedikitnya 7 orang mahasiswa dari ghair ahmadi membantu mengajar di Rumah Belajar.
Sarana dan prasaran pun perlahan bertambah dengan dukungan dari berbagai pihak. Alat tulis hingga perlengkapan belajar mengajar sedikit demi sedikit mulai terpenuhi.
Berbekal semangat untuk bermanfaat kepada masyarakat sekitar, rumah belajar Aisyah terus bergerak memberikan manfaat di bidang pendidikan juga kerohanian. Pendiri Rumah Belajar Aisyah berharap, langkah ini dapat juga menginspirasi banyak pihak. Sehingga anak – anak yang kurang beruntung dalam hal pendidikan dapat terangkul oleh rumah belajar – rumah belajar yang lain.
Kontributor : Nisrina Zukhruf
Reporter : Mutia Sidiqa Muhsin