Berawal dari kunjungan Fahmina Institute ke Manislor beberapa waktu lalu, kunjungan itu berlanjut lebih jauh dikarenakan Ny. Uminah ternyata masih saling berkomunikasi dengan salah satu aktifis Fahminanya yaitu Bu Fitri.
Selain aktifis Fahmina, bu Fitri ini juga ternyata pengasuh pesantren Al-Mubarokah Cirebon. Karena komunikasi tetap berjalan akhirnya JAI Jabar 9 & 10 berkoordinasi untuk memenuhi undangan dari ponpes AL-Mubarokah. Sabtu 8 Nopember rombongan JAI berkunjungke ponpes Al-Mubarokah.
Ponpes Al Mubarokah berdiri Sejak tahun 1987. Jumlah Santri yang aktif 100 orang, Lokasi ponpes ini berada di desa Karangmangu, blok Cantilan, kec Susukanlebak, kab. Cirebon.
Yang unik di Ponpes Al-Mubarokah, santri-santrinya diajarkan toleransi untuk menerima perbedaan. Suatu waktu fahmina mewawancarai santri MTS tentang arti toleransi. Sehingga menarik perhatian aktifis dari Belanda datang bertamu. Ciri khas dari pesantren ini dilatarbelakangi pengasuhnya. Salah satu pengasuhnya yang aktif dikemasyarakatan adalah Habib Basith.
Habib Basith adalah Gusdurian. Beliau sehari-hari berprofesi sebagai Guru PAI dan ketua PGRI kec Karang Sembung. Menurutnya walaupun pesantren ini ekonomis dari segi biaya, tetapi pemikirannya harus eksekutif.
Kunjungan ini sangat harmonis, sehingga pembahahasan mengenai toleransi, pengenalan profili dan yang lainnya berjalangan dengan seksama. Sehingga pertemuan kali ini membuahkan hasil dengan diadakannya pengobatan homepati. Selain itu ponpes Al-Mubarokah juga mengundang rombongan JAI untuk datang kembali pada tanggal 27 Nopember dalam rangka pengajian akbar.
Kontributor: Fivo Nugraha