Inggris– Komisioner Komnas Perempuan dan Cendikiawan Perempuan Muhammadiyah, Prof. Alimatul Qibtiyah, memberikan pidato sambutan di hadapan 40 ribu anggota Komunitas Muslim Ahmadiyah dari seluruh dunia.
Prof. Alimatul menggarisbawahi pentingnya persatuan dan penghormatan terhadap keragaman budaya, sambil memuji kontribusi komunitas Ahmadiyah di Indonesia saat Jalsah Salanah UK, Sabtu, 27 Juli 2024.
Ia menilia, dakwah yang dilakukan oleh Ahmadiyah menjadi satu cara menghilangkan stigma negatif dan mempromosikan nilai Islam ramah.
“Ini adalah pertama kalinya saya menghadiri Jalsah. Jalsah memberikan saya dua hari di mana saya memperoleh pengalaman spiritual yang luar biasa di sini. Persatuan, serta pada waktu yang sama, menghormati keragaman budaya, itu indah pada Jalsah ini,” ujar Prof. Alimatul, menunjukkan kekagumannya terhadap suasana penuh kedamaian dan kesatuan.
Lebih lanjut, ia menyoroti kemajuan signifikan yang dicapai oleh komunitas Ahmadiyah di Indonesia.
“Jumlah pengikut Ahmadiyah kini dapat ditemui di hampir 90% provinsi di Indonesia. Dedikasi para anggota Ahmadiyah di Indonesia untuk menda’wahkan dan menghilangkan stigma palsu serta negatif sangat patut dipuji,” jelas Prof. Alimatul.
“Sebagai akibatnya, belum ada insiden negatif yang dilaporkan baru-baru ini,” lanjutnya, mengapresiasi upaya komunitas dalam menyebarkan pemahaman yang benar tentang ajaran Ahmadiyah.
Prof. Alimatul juga memberikan penghargaan khusus kepada Ahmadiyah atas upayanya dalam melibatkan perempuan dalam berbagai peran penting, termasuk dalam pengasuhan dan pendidikan.
“Saya sangat menghargai Ahmadiyah untuk memberikan kesempatan terbuka bagi perempuan-perempuan Ahmadiyah. Program-program yang mengakui pencapaian perempuan dan melibatkan mereka dalam peran pengasuhan serta pendidikan sangat penting,” katanya.
Namun, Prof. Alimatul Qibtiyah juga menekankan bahwa masih banyak yang perlu dilakukan untuk mewujudkan prinsip-prinsip hak asasi manusia dan partisipasi perempuan secara menyeluruh.
“Seorang pemimpin memegang posisi strategis dalam pengambilan keputusan. Memahami istilah ‘Rijal’ dan ‘Dzakar’ yang berdampak signifikan pada kepemimpinan perempuan sangat penting untuk dibahas,” tegas Prof. Alimatul, mengingatkan tentang perlunya kesetaraan dalam kepemimpinan.
Mengutip Al-Quran, Prof. Alimatul mengingatkan para hadirin tentang kekuatan kepemimpinan perempuan dengan mengacu pada Ratu Saba’ yang memiliki negara.
“Negerimu itu negeri yang indah dan Tuhan-mu Maha Pengampun,” kutipnya, mengingatkan tentang nilai-nilai universal yang dapat diterapkan dalam konteks kepemimpinan dan persatuan.
Di akhir pidatonya, Prof. Alimatul menyampaikan rasa syukurnya kepada Komunitas Muslim Ahmadiyah atas kesempatan yang diberikan.
“Terima kasih banyak atas perhatian dan kesempatan luar biasa ini. Love For All, Hatred For None,” tutupnya dengan penuh rasa hormat dan semangat.