Pertemuan umat Islam Ahmadiyah Amerika Serikat yang akan berlangsung dan bertempat pada sebuah kompleks peternakan di Harrisburg.
PennLive.com | UMAT Islam yang menembakkan roket atas nama Islam, berarti melanggar prinsip-prinsip keimanan mereka.
Itulah yang akan menjadi tema sentral pertemuan tahunan atau jalsah salanah umat Islam Ahmadiyah Amerika Serikat yang akan berlangsung para tanggal 15 hingga 17 Agustus, bertempat pada sebuah kompleks peternakan di Harrisburg.
Jalsah salanah Jamaah Islam Ahmadiyah Amerika Serikat yang ke-66 tahun itu, diharapkan mampu mendatangkan sekitar 5 ribu tamu dari seluruh negeri.
Pelaksanaan jalsah ini berbarengan dengan meningkatnya krisis atau suasana keprihatinan yang terjadi di daerah-daerah termasuk Irak, di mana Amerika Serikat melakukan serangan udara pada hari Jumat (8/8) lalu, ke Suriah dan Gaza.
Juru bicara (jubir) jamaah muslim Amerika Serikat Harris Zafar mengatakan, masalah-masalah tersebut bisa dicapai dengan damai dan terselesaikan dengan adil karena Islam mengajarkan umatnya untuk mengedepankan penggunaan dialog dan juga pendidikan kepada masyarakat.
Harris mengatakan bahwa keimanan itu harus sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad saw.. Islam menentang penggunaan kekerasan untuk penyebaran agama. Penentangan kekerasan itulah yang sedang dilakukan oleh sebagian umat Islam termasuk di daerah Irak.
Lebih lanjut, Harris mengatakan, enggak ada yang namanya pembenaran untuk sebuah kekerasan yang telah orang-orang meski mereka diatur oleh seorang pemimpin yang tidak adil.
Jalsah salanah akan menampilkan banyak sesi guna membahas topik-topik tersebut demi meraih solusi-solusi damai.
Jalsah terbuka untuk umum tak pandang ia itu datang dari berbagai latar belakang agama yang berbeda. Supaya masyarakat bisa mendapatkan pemahaman yang lebih lanjut dan akurat tentang agama dan umat Islam, demi memajukan upaya-upaya damai di dalam mendamaikan konflik-konflik.
“Our belief has always been if you don’t have open dialog, that just breeds more mistrust and misunderstanding. That’s why we want people of other faiths, or of no faith, to join us at this convention, so we can have that dialog,” Zafar said.
“Begitulah selalu keyakinan kami. Jika Anda tidak mengupayakan dialog yang terbuka maka itu hanya akan lebih melahirkan ketidakpercayaan dan kesalahpahaman. Itu sebabnya kami ingin agar masyarakat-masyarakat lintas agama, lintas iman, untuk bisa bergabung dengan kami di konvensi ini, sehingga kita bisa berdialog,” kata Harris.
… “Kita berada pada titik kritis di dalam dunia yang sarat dengan konflik,” demikian Doktor Nasim Rehmatullah, wakil presiden nasional Jamaah Muslim Ahmadiyah Amerika Serikat, mengatakan dalam sebuah rilisan berita. “Dunia membutuhkan solusi dan kami ada di sini untuk menawarkan bahwa ada solusi melalui dialog, pendidikan, dan rasa kebersamaan.”
Pertemuan itu disebut Konferensi Damai Jalsah Salanah.
_
Oleh David Wenner | [email protected]