Sintang – Pada Sabtu, 25 Januari 2025, pertemuan penting antara orangtua dan anak-anak Waqafe Nou diadakan di Masjid Miftahul Huda, Jemaat Ahmadiyah Balaigana, Sintang, Kalimantan Barat.
Pertemuan ini menjadi istimewa dengan kehadiran kang Ahmad Abdurrahman, Sekretaris Waqafe Nou Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia, yang menyampaikan materi utama.
Nampak hadir juga para Mubalighin dan pengurus, orangtua dan anak-anak Waqafe Nou.
Acara ini dimulai dengan tilawatil Qur’an yang dibawakan oleh Mubaligh Kapuas Hulu, Mln. Abdul Nasir, dan pembacaan Nazm Urdu oleh Sajida Aina Kamalati Islam, seorang Nashirat dari Jemaat Sintang.
Dalam sambutannya, ia mengungkapkan rasa syukur bisa kembali ke Kalimantan Barat sejak terakhir kali pada tahun 2017.
Kegiatan dan Laporan Pembina Waqafe Nou
Muhtar Hadi, pembina Waqafe Nou Kalimantan Barat, melaporkan perkembangan program, meskipun jarak yang jauh menjadi tantangan utama. Beberapa kegiatan rutin telah terlaksana, seperti:
- Kelas Waqafe Nou bulanan di Masjid Baitul Islam, Jemaat Sintang.
- Kegiatan cinta masjid, termasuk membersihkan masjid oleh anak-anak Waqafe Nou.
- Ijtima Waqafe Nou yang pertama kali digelar pada tahun 2024 di Entikong.
- Pertemuan orangtua dan anak-anak Waqafe Nou, baru dilaksanakan hari ini.
Dialog dan Refleksi Orangtua serta Anak Waqafe Nou
Pada kesempatan ini, anak-anak Waqafe Nou diminta memperkenalkan diri serta menyampaikan cita-cita mereka, di antaranya: menjadi desainer grafis, guru matematika, mubaligh, dokter, dan profesi lainnya.
Kang Ahmad Abdurrahman kemudian menggali lebih dalam mengenai motivasi orangtua menyerahkan anak-anak mereka dalam program ini, tujuan gerakan, serta harapan-harapan dari Waqafe Nou.
Salah satu kisah inspiratif datang dari seorang ibu yang berdoa kepada Allah saat menghadapi sakit anaknya saat masih kecil yang cukup mengkhawatirkan. Ia berdoa, “Ya Allah, sembuhkan anak ini. Anak ini sudah kami wakafkan sebagai Waqafe Nou, maka berikan keajaiban untuk kami.” Anehnya, saat diperiksa dokter, dinyatakan tidak mengalami penyakit apapun. Ini semakin memperkuat keyakinan orangtua bahwa anak-anak Waqafe Nou mendapatkan penjagaan Allah Ta’ala.
Makna dan Latar Belakang Gerakan Waqafe Nou
Kang Ahmad Abdurrahman menjelaskan makna dan latarbelakang gerakan tersebut.
“Waqaf bermakna penyerahan diri kepada Allah yang dicanangkan oleh Hadhrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifatul Masih IV (rh) pada 3 April 1987. Program ini bertujuan membentuk generasi baru yang sepenuhnya menyerahkan masa depannya kepada Allah Ta’ala melalui arahan Khalifah Jemaat”, terangnya.
Ia menyinggung pesan Huzur dalam pertemuan Waqafe Nou di Singapura, yang menegaskan bahwa “Anak-anak Waqafe Nou bukanlah milik diri mereka sendiri, melainkan milik Allah”. Masa depan mereka ditentukan oleh Khalifah, yang harus dimintai izin terkait langkah hidup mereka.
Persiapan SDM untuk Masa Depan Islam
Gerakan ini berakar pada kebutuhan Jemaat Ahmadiyah dan Islam akan Waqaf Zindegi di masa depan. Orangtua diharapkan mempersiapkan anak-anak tersebut sebagai hadiah terbaik untuk Allah. Dengan cara mendidik mereka secara islami, membekali dengan keterampilan, dan menanamkan semangat pengabdian kepada Jemaat, Islam, bangsa, dan kemanusiaan.
Kesimpulan
Pertemuan ini menegaskan kembali pentingnya gerakan Waqafe Nou dalam menyiapkan SDM yang akan menjadi ujung tombak kemenangan Islam di masa depan. Dukungan orangtua, bimbingan Jemaat, dan pendidikan yang matang akan menjadikan anak-anak Waqafe Nou sebagai generasi unggul yang siap berkontribusi untuk agama, masyarakat, dan bangsa.
Kontributor: Sajid Ahmad S