Purwokerto – Sabtu-Minggu (28-29/5) Tim Rabtah dan Silaturahmi JAI melaksanakan agendanya mengunjungi Pondok Pesantren di Banyumas Raya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenal lebih dekat, menjalin keakraban dan menghilangkan berbagai kesalahpahaman serta informasi yang tidak tersampaikan. Dalam dua hari tersebut, tim berkunjung ke 5 pesantren yang memiliki beragam latar belakang, model serta teknik pengelolaan. Lima pesantren tersebut adalah Pondok Pesantren “Darul Abror”, yang khas dengan gaya klasiknya meskipun berada di tengah penduduk yang padat.
Kedua, Pondok Pesantren “Al-Ittihaad” yang digawangi oleh seorang Kyai pensiunan birokrat pemerintahan. Selanjutnya ada Pondok Pesantren Mahasiswa “An-Najah”, Pondok Pesantren “As-Salafiyyah” Thoriqoh Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah dan Pondok Pesantren Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) “Baitul Mahmud”. Agenda ini didorong oleh Koordinator “Rabtah dan Silaturahmi ke Pondok Pesantren Nasional” Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Drs. Abdul Rozzaq, yang didukung penuh oleh tim rabtah JAI Daerah Jateng 01.
Kolaborasi kedua tim semakin menguatkan di antara Korps Muballighin Jateng 01 dan para pimpinan daerah baik dari Keamiran, Badan Anshar, Badan Khuddam hingga Badan Lajnah Imaillah. Tim yang diprakarsai langsung oleh Muballigh Daerah Jateng 01, Mln. Nasiruddin Ahmadi, dalam kegiatan ini didampingi oleh Amir Daerah Jateng 1, DR. R. Farzand Abdullatif, M. Si. Diketuai seorang pemuda Ahmadiyah yang juga aktif di organisasi kepemudaan, Rahmat Nurhidayat, S.E.
Di bawah kepemimpinan beliau, tim memiliki beberapa bidang yaitu Bidang pengadaan literatur dan plakat oleh Ahmad Yusuf Widodo dan Sukamto, bidang dokumentasi oleh Arif Rahman, bidang Humas oleh Yudhi Wahyuddin dan Diana Puspitasari, bidang transportasi Yuni Rohman, bidang pengadaan bingkisan dan buah tangan oleh Any Fathmawati dan Ida Syamsiah. Rangkaian Kegiatan Rabtah dan Silaturahmi Pesantren Pada Sabtu, 28 Mei 2022 , tim berkunjung ke Pondok Pesantren “Darul Abror” di Purwokerto Utara. Pesantren yang dipimpin oleh KH. Taufiqurrahman ini menerima kedatangan tim rabtah ini dengan penuh keterbukaan dan keramahan. Kunjungan dilanjutkan ke Pondok Pesantren “Al-Ittihaad” di Purwokerto Barat.
Pesantren ini dipimpin oleh KH. Mughni Labib, M. Ag. Beliau adalah seorang pensiunan KaKanWil Depag. Suasana akrab pun semakin erat dalam kesempatan ini. Suasana hangat juga terjadi juga ketika pertemuan dengan pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa “An-Najah” di Kutasari Baturraden, DR. KH. Muhammad Rokib, M. Ag. Sebagai seorang Rektor di UIN dan juga sebagai Ketua FKUB di Banyumas, pertemuan ini bermanfaat untuk menjalin kerekatan dan mengklarifikasi informasi yang simpang-siur berkenaan dengan Jemaat Ahmadiyah.
Di hari berikutnya (29/5) tim mengunjungi Pondok Pesantren “As-Salafiyyah” Thoriqoh Qodiriyyah wa Naqsyabandiyyah di Karangwangkal, Purwokerto Utara. Di sini tim diterima langsung oleh KH. Hasan Murtadlo. Selanjutnya, secara mengesankan tim diterima oleh Pimpinan Pengurus Pondok Pesantren LDII “Baitul Mahmud” di Pekaja, Kalibagor.
Hal yang mengesankan di Pondok Pesantren LDII ini, terlihat dari sambutan segenap jajaran pengurusnya mulai dari pimpinan pengasuh, pimpinan Yayasan, hingga wakil-wakil pengajar dan sahabat pondok yang juga ingin bertemu dan bersilaturahmi dengan tim dari Jemaat Ahmadiyah.
“ini merupakan kesempatan yang sangat penting. Banyak banyak hal yang diklarifikasi oleh JAI, sehingga tercipta suasana yang semakin dekat, saling membuka diri dan bersama-sama sepakat untuk menjaga ukhuwah Islamiyah, persaudaraan sesama anak bangsa (ukhuwah wathoniyyah) hingga persaudaraan sesama manusia (ukhuwah bashoriyyah).” tegas Yudi Wahyudin.
Di akhir pertemuan, tim rabtah Jemaat Ahmadiyah memberikan kenang-kenangan di antaranya berupa buku-buku Tafsir Kabir (Alquran) Jilid I, I’jaaz-ul-Masiih dan Al-Qaulush-Sharih serta bingkisan yang diserahkan kepada setiap Pondok Pesantren yang dikunjungi. Setelah berfoto bersama, semua pihak sepakat pada satu kesimpulan bahwa silaturahmi dan cita-cita mewujudkan persatuan dan kesatuan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan.