By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Warta Ahmadiyah
Youtube
  • Beranda
  • Berita
    • Mancanegara
    • Nasional
    • Daerah
  • Organisasi
    • Ansharullah
    • Khuddam
    • Lajnah Imaillah
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
Font ResizerAa
Warta AhmadiyahWarta Ahmadiyah
Pencarian
Follow US
  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
© WartaAhmadiyah
BeritaLajnah Imaillah

Perempuan Penggerak Perdamaian, Lajnah Imaillah Terpilih dalam Lokalatih AMAN Indonesia dan UN Women

Last updated: 19 Juni 2025 21:23
By Devi Savitri 151 Views
Share
Menjadi Perempuan Penggerak Perdamaian, Lajnah Imaillah Terpilih dalam Lokalatih AMAN Indonesia dan UN Women
SHARE

Bandung – AMAN Indonesia bekerja sama dengan UN Women mengadakan Lokalatih Peningkatan Kapasitas Organisasi Masyarakat Sipil dalam Pemajuan Agenda Women, Peace and Security (WPS). Kegiatan ini dimulai dengan seleksi dari 433 pendaftar dan Lajnah Bandung Kulon lolos menjadi salah satu dari 25 orang peserta pada Pelatihan offline di Bandung. Selama 3 hari (19 Mei, 26-27 Mei) peserta di-drill agar lebih terampil menggunakan wawasan WPS dalam menjawab isu sosial dalam kerja perdamaian.

Isu yang diangkat WPS jelas sekali sejalan dengan semboyan Ahmadiyah “Love for All, Hatred for None” yang menjunjung cinta dan kesetaraan bagi semua golongan dalam mewujudkan kehidupan yang adil dan damai. Begitu pun arahan dari pimpinan rohani Jemaat Ahmadiyah seluruh dunia untuk memberikan setidaknya 50% perempuannya karena kemajuan suatu generasi dan pembangunan masyarakat yang damai tersebut sangat tergantung pada peran perempuan

Untuk memenuhi tujuan penciptaan manusia, reformasi perempuan harus dilakukan oleh sesama perempuan. Dimana LI yang meneladani peran ummul mukminin terus mengupayakan hak setara kaum perempuan di masa Rasulullah SAW., memiliki visi dan misi yang sama dalam meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembangunan perdamaian, pencegahan konflik dan kekerasan, perlindungan, pemulihan berkelanjutan yang inklusif gender agar perempuan berdaya dan berdikari. Lajnah menunjukkan kerjanya yang aktif dalam gerak pemberdayaan perempuan di berbagai aspek tarbiyat/pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, ekonomi, serta advokasi hak perempuan dan anak terkait partisipasi kegiatan WPS ini.

Kasus diskriminasi Ahmadiyah di Indonesia kerap menjadi isu hangat pemantik diskusi dalam kegiatan bertemakan hak asasi manusia, kebebasan berkeyakinan dan beragama, kesetaraan, begitu pula dalam lokalatih WPS. Hari pertama pelatihan online, kasus pengungsi Ahmadi di Transito Lombok menjadi pembahasan yang direspon simpati dan ketidaksetujuan pada perlakuan tidak adil oleh salah seorang peserta asal Lombok langsung.

Puncaknya di lokalatih tatap muka, lajnah memperkenalkan diri dan menyampaikan bahwa Ahmadiyah adalah Islam dengan syahadat yang sama dan di tahun 2025 ini JAI genap berusia 100 tahun. Sesi pertama tiap perwakilan organisasi diminta merefleksikan kinerja kelompoknya terhadap keempat pilar WPS.

Nyatanya, kiprah Lajnah selama ini terbukti telah menegakkan pilar WPS, seperti kepekaan terhadap kebutuhan perempuan dalam tiap acara menyediakan children corner dan pembangunan gedung LI yang memperhatikan aspek kenyamanan dan keamanan penyandang disabilitas. Berbagai webinar LI yang mendukung pecegahan dan perlindungan kaum perempuan juga membahas literasi mengenai kekerasan domestik, etika bermedia sosial dalam kajian Islami yang progresif.

Tak dinyana, kerja kemanusiaan Ahmadiyah diapresiasi pemateri, “Teman Ahmadiyah selalu konsisten dalam bakti kemanusiaan seperti donor darah dan paling maju menggerakkan donor mata, meskipun menerima berbagai tindakan intoleransi,” ungkap Ruby.

Hari kedua, kelompok peserta melakukan analisa konflik pada sesi studi kasus yang kembali mengangkat permasalahan terhadap Ahmadiyah yaitu perusakan Masjid Ahmadiyah di Sintang dan pelarangan Jalsah Salanah di Manislor.

“Tiap kali mengadvokasi Ahmadiyah pasti dibenturkan dengan masalah akidah dan SKB 3 Menteri, mengesampingkan hak hidup yang dilanggar,” jelas penaggap yang menekankan kunci regulasi hukum untuk mengurai konflik Ahmadiyah.

Salah seorang peserta muslimah kemudian menguatkan narasi Ahmadiyah yang membawa damai. “Saya pernah mengikuti live in Ahmadiyah di Gondrong, orangnya sangat ramah, kami dilayani sangat baik, makanannya enak, sangat nyaman,” kenangnya. *

Kontributor: Amatul Shafi

You Might Also Like

Muslim Televisi Ahmadiyah Internasional Gelar MTQ Sedunia, Delegasi Indonesia Bikin Kagum Panitia

Empati Muslimah Ahmadiyah Cicakra Mendonorkan Darah

Warga Sekitar Masjid Al Hidayah Depok Ungkap Hubungan Baik dengan Ahmadiyah

Ahmadiyah Sumbar sukses melaksanakan Jalsah Salanah

Jum’atan di Monrovia

Previous Article Sekertaris TMB Jemaat Ahamdiyah Indonesia Sambangi Kalbar, Tempuh Perjalanan ke Pelosok hingga Ribuan Kilometer
Next Article Wisata Tarbiyat Madrasah Baitun Nasir Kunjungan Studi Madrasah Baitun Nasir ke Markaz, Memperkaya Pengetahuan
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Might Also Like

Semarak Wisata Tarbiyat Jamaah Islam Ahmadiyah Gedangan
Nasional

Semarak Wisata Tarbiyat Jamaah Islam Ahmadiyah Gedangan

Redaksi 4 Min Read
Mancanegara

Ahmadiyah Mexico Isi Ramadhan dengan Kegiatan Terbuka untuk Umum

Redaksi 1 Min Read
Nasional

MASQ Jaring Penulis Muda Berbakat di Yogyakarta

Redaksi 1 Min Read
Previous Next
Warta Ahmadiyah

Warta Ahmadiyah merupakan sumber resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang menyajikan ragam informasi seputar kegiatan dan pandangan Ahmadiyah mengenai berbagai hal.

Kategori

  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Kirim Berita

Copyright 2016 – 2023 @wartaahamdiyah.org All rights reserved

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?