Nganjuk, (13/8). Muslim Ahmadiyah Nganjuk dengan sukses menyelenggarakan Tasyakuran HUT Kemerdekaan Indonesia ke-74, sekaligus syukuran hari raya Idul Adha bertempat di Musholla Baitul Islam – TBM Sitara Tanjunganom.
Acara apik yang digagas komunitas Muslim Ahmadiyah itu dihadiri kepala desa Kedungrejo, Sujarwo dan sejumlah pimpinan agama serta kepercayaan kecamatan Tanjunganom dan sekitarnya. Sedangkan dari GP Ansor, Majlis Luhur, Katholik, Kelenteng Hok Yoe Kong, Polsek, Koramil dan pihak kecamatan Tanjunganom berhalangan hadir.
Sebelum acara dimulai, terlebih dahulu dilaksanakan ramah tamah dan makan siang bersama menu krengsengan dan asem asem daging sapi.
Tiba saatnya pembawa acara Mln.Mawahiburrahman menyampaikan sususan acara tasyakuran, sbb: pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan-sambutan, gendu-gendu rasa/jagongan bersama, doa bersama untuk Indonesia menurut agama dan kepercayaan masing-masing, serta penanaman pohon sebagai simbol kebersamaan.
Pada sesi sambutan pertama, tuan rumah Sajid Ahmad Sutikno menyampaikan terima kasih atas kehadiran bapak Kades, para tokoh agama dan kepercayaan di acara syukuran itu. “Selamat datang bapak bapak semua ditempat kami, terima kasih. Dilaksanakan acara ini adalah dalam rangka tasyakuran HUT Indonesia sekaligus syukuran Idul Adha, untuk itu kami mengundang bapak semua. Kita nanti akan berdoa bersama untuk kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai.
Alhamdulillah siang ini kita bisa berkumpul bersama, kita bisa duduk berdampingan meskipun berbeda. Ini Indonesia banget, bhineka tunggal ika, imbuhnya.
Sambutan kedua oleh Kades Kedungrejo, Sujarwo. Ia menyampaikan rasa bahagia atas terselenggaranya acara, dan dengan berkumpulnya para tokoh agama ini, merupakan sarana untuk saling memahami rasa dari antara kita yang berbeda keyakinan dan untuk merawat kerukunan.
“Di desa saya ini, masyarakatnya beragam pemeluk agama dan golongan, seperti Hindu, Kristen protestan, katholik, Budha, Kepercayaan, Islam. Alhamdulillah mereka satu sama lain saling toleransi, hidup rukun serta dapat menjaga keharmonisan bersama. Serta tidak pernah ada konflik SARA”, imbuhnya.
Kades berharap acara silaturrahmi tersebut terus dilakukan tidak sekali, tapi terus menerus serta terus mengalami peningkatan.
Intinya, Kades dua periode itu mendukung diselenggarakan acara penuh persaudaraan itu.
Sambutan ketiga oleh KH Nurhadi Yusuf sebagai perwakilan ketua Paguyuban kabupaten Nganjuk, Gus Hashim yang berhalangan hadir.
Pihaknya menyampaikan acara ini mengutamakan kebersamaan meskipun kita berbeda.
Paguyuban ini berbeda dengan FKUB, kita berdiri secara swadaya dan bebas bagi siapa saja yang ingin ketempatan acara, seperti sekarang ini.
Kita meskipun berbeda, ada Hindu, Budha, Kristen, kepercayaan, ada NU, Ahmadiyah dll. Tapi bisa hidup rukun.
“Disini kita tidak perlu mengemukakan perbedaan. Disini yang ada adalah NKRI. Entah itu Hindu, Budha, Kristen, Kepercayaan, Islam. Entah itu Islam NU, Muhammadiyah, Ahmadiyah. Sekali lagi kita adalah NKRI”, tegasnya
Sambutan selanjutnya adalah dari ketua Paguyuban pimpinan lintas agama dan kepercayaan kecamatan Tanjunganom, I Gusti Ngurah Dirgayasa.
Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada tuan rumah, serta kepada semua yang hadir.
Kedepan, acara paguyuban bisa dilaksanakan kembali di tempat ini (Musholla Baitul Islam).
Intinya, purnawirawan TNI itu berharap forum silaturrahmi paguyuban terus bisa dilaksanakan dengan lebih banyak lagi yang hadir.
Kemudian, dilanjutkan dengan sesi gendu rasa (dari hati ke hati) dan saling memperkenalkan diri. Yaitu, dari Hindu, Budha, Kristen, Kepercayaan, perwakilan Islam (Nahdlatul Ulama dan Muslim Ahmadiyah).
Pada sesi ini, satu persatu hadirin memperkenalkan diri, diantaranya.
Bapak Teguh dari Budha menyampaikan rasa bahagianya bisa kumpul bareng dalam suasana harmonis, ia baru kali ini bergabung dalam paguyuban. Selama ini ia aktif sebagai guru agama Budha di kota Kediri. Selanjutnya ia berharap sering diajak acara paguyuban, baik tingkat kecamatan maupun kabupaten.
Begitu juga Bapak Mashudi dari muslim Nahdliyin Prambon pun mengatakan hal yang sama, baru kali ini hadir di paguyuban. “saya sangat berterimakasih dapat hadir disini, saya diberitahu Gus Hashim ketua Paguyuban kabupaten Nganjuk ada acara ini. Maturnuwun.
Tidak ketinggalan pula para pengurus dan anggota muslim Ahmadiyah mendapat giliran berkenalan. Diantaranya Mugono Rochmat. menyampaikan, “nama saya Mugono Rochmat, saya tinggal di Bulakrejo, saya seorang pengurus Jemaah Ahmadiyah, seneng bisa duduk bersama dengan bapak bapak semua. Dalam hidup saya mempunyai prinsip ‘love for all hatred for none’, cinta untuk semua tidak ada kebencian pada siapapun. Terimakasih”.
Selanjutnya acara ditutup dengan doa bersama untuk keselamatan bangsa Indonesia dan kabupaten Nganjuk menurut keyakinan masing-masing. Doa dipimpin mubaligh muslim Ahmadiyah, Sajid Ahmad Sutikno.
Kemudian dilanjutkan dengan penanaman pohon kelengkeng dihalaman Musholla Baitul Islam sebagai simbol kebersamaan.
Kontributor : Mln. Sajid Ahmad Sutikno