Kapuas Hulu – Di ujung 10 hari terakhir Ramadhan, Mubaligh Jemaat Ahmadiyah Kapuas Hulu Mln. Abdul Nasir yang juga aktif sebagai relawan pembina mualaf mengajak umat Islam untuk menghidupkan kembali tradisi itikaf di masjid.
Menurutnya, itikaf adalah kesempatan terbaik untuk meningkatkan ibadah dan meraih malam Lailatul Qadar, 25 Maret 2025.
“Itikaf adalah momen bagi kita untuk menjauh dari kesibukan dunia dan fokus mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rasulullah SAW sendiri selalu beri’tikaf di 10 hari terakhir Ramadhan,” ujar Mln. Abdul Nasir dalam kajian tarawihnya.
Meskipun sebagian jamaah tarawih di Kapuas Hulu belum terbiasa dengan itikaf, Mln. Abdul Nasir tetap memperkenalkannya, memberikan pemahaman, dan mengajak mereka untuk mengambil berkahnya. “Insyaallah, pada Ramadhan tahun berikutnya, sudah ada yang ikut itikaf,” harapnya.
Dalam ceramahnya, ia juga menyampaikan pandangan Khalifah Muslim Ahmadiyah ke-2, Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad ra, mengenai anjuran melaksanakan itikaf di dalam masjid.
Ia menegaskan bahwa meskipun I’tikaf dapat dilakukan di luar masjid, keutamaan dan pahala yang diperoleh tidak akan sama seperti yang dilakukan di masjid. Ia mengutip pernyataan dalam Al-Fadhl yang menyebutkan:
“itikaf dapat dilakukan di luar masjid. Akan tetapi, pahala masjid tidak dapat diraih.”
Sebagai relawan pembina mualaf, Mln. Abdul Nasir juga mengajak para mualaf untuk turut serta dalam kegiatan ini guna memperkuat pemahaman Islam dan merasakan kebersamaan dalam ibadah.
“Itikaf bukan hanya tentang menyendiri, tapi juga membangun hubungan yang lebih erat dengan Allah dan sesama Muslim,” tambahnya.
Sesuai sunnah, itikaf dianjurkan dilakukan di masjid, dimulai sejak malam ke-21 Ramadhan hingga malam Idul Fitri.
Dengan ajakan ini, diharapkan semakin banyak umat Islam di Kapuas Hulu yang termotivasi untuk menghidupkan ibadah itikaf dan meraih keberkahan Ramadhan. *
Kontributor: Sajid Ahmad S
Editor: Talhah Lukman A