Pontianak – Bertempat di Aula Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Agung Pontianak. Mubaligh Jemaat Ahmadiyah, Mln. Roestandi menjadi salah satu pembicara dihadapan sekitar 30 peserta kegiatan Pemuda Lintas Iman se-Kalbar, Sabtu 16 November 2024.
Acara yang bertemakan Peace Starts With You Ini telah di selenggarakan oleh komunitas keberagaman Kalbar yang sudah populer dengan nama komunitas Temu Pemuda Lintas Iman disingkat TEPELIMA.
Tepelima sendiri adalah merupakan program unggulan dari Komunitas SADAP Indonesia yang sudah 6 kalinya diadakan oleh komunitas ini.
Aksi ini tak lepas dari dukungan beberapa jaringan aktif di Kalbar diantaranya qda Suar Asa Khatulistiwa (SAKA) dan juga LBH Kalbar.
TEPELIMA Kalbar ini merupakan ruang jumpa pemuda lintas iman, etnis, suku dan budaya yang diinisiasi SADAP Indonesia sejak tahun 2017, dimana acara ini merupakan sebuah upaya menciptakan ruang-ruang toleransi, keberagaman dan iklim damai tanpa stigma dan prasangka.
Dalam rangkaian acaranya, Tepelima selalu mengadakan 2 kegiatan spesialnya yaitu talk show dan juga kunjungan ke tempat rumah Ibadah yang ada di kota Pontianak dan juga Kuburaya.
Pada acara talkshow, Mubaligh Jemaat Ahmadiyah telah beberapa kali di undang untuk menjadi pemateri bersamaan dengan pemateri dari berapa agama lainnya.
Perwakilan tokoh agama tersebut diantaranya dari agama Kristen, Hindu, Budha, Kong Hu Chu, Baha’i dan juga perwakilan tokoh muslim yaitu Mln. Roestandi.
Dalam penyampaian materinya, Roestandi menyampaikan lima kerangka acuan pembahasan diantaranya, pandangan Ahmadiyah tentang keberagaman, peran Ahmadiyah dalam menghadapi serta menyikapi beberapa masalah keberagaman yang tak jarang menjurus kepada timbulnya konflik suku, agama, dan ras (SARA).
Dalam menjelaskan permasalahan keberagaman, Roestandi menyampaikan ayat-ayat pilihan dari Al-Qur’an tentang keberagaman dalam kehidupan manusia adalah keniscayaan. Terdapat dalam QS Al-Hujurat 14, Roestandi menjelaskan bahwa “umat manusia itu diciptakan Allah SWT berbeda, ada laki-laki, ada juga perempuan, terdiri dari berbagai suku dan juga bangsa” namun tambahnya lagi, hikmah dari perbedaan tersebut adalah supaya mendorong umat manusia saling mengenal satu sama lain” ungkapnya.
Terkait dengan cara menghadapi adanya perbedaan yang menjurus kepada terjadinya konflik, maka iapun menyebutkan bahwa cara terbaik menghadapi kondisi seperti itu adalah dengan menjalankan perintah Allah dalam Al-Qur’an yaitu dengan diadakan Dialog, tukar pikiran dan juga tabayyun.
Tak kalah menarik, Mln. Roestandi dalam presentasinya menampilkan beberapa slide yang menceritakan tentang upaya dan usaha Khalifah Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba.
Dalam presentasinya ia menampilkan bagaimana upaya khalfah Ahmadiyah telah menyampaikan pidato-pidato bertarung perdamaian. Tak lupa ia pun merilis beberapa surat khalifah Ahmadiyah tentang seruan perdamaian kepada para pemimpin dunia.
Acara talkshow yang menarik ini akhirnya diakhiri dengan sesi tanya-jawab dan juga foto bersama.
Tercatat ada empat penanya yang bertanya kepada Mln. Roestandi dan meminta agar menjelaskan tentang sejarah Ahmadiyah serta beberapa kejadian persekusi yang menimpa Jemaat Ahmadiyah di Kalbar.
Editor: Talhah Lukman A