Mahasiswa dan beberapa Dosen dari Universitas Islam Negri atau UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Mengikuti kegiatan “Live In” selama 3 hari 2 malam, pada tanggal 6 sampai 8 Desember 2019, di Manislor, dihadiri oleh 25 orang mahasiswa dan 6 orang Dosen serta pendamping dari jemaat Bandung 8 orang.
Kegiatan ini adalah salah satu program dari jemaat Ahmadiyah Indonesia untuk meluruskan kesalahpahaman tentang Ahmadiyah yang selama ini beredar diluaran sana.
Rombongan tiba sekitar pukul 22.15 WIB dan langsung disambut hangat oleh Mubaligh beserta pengurus dan Ibu-ibu Lajnah Imailah Cabang Manislor.
Keesokan harinya acara resmi dibuka oleh Bapak Mln Dudung Jafar Ahmad, Wakil ketua jemaat ahmadiyah manislor. Bertempat di Masroor hall gedung 2 lantai yang berada di komplek masjid An-Nur, Mln Dudung Jafar Ahmad selaku wakil ketua cabang manislor menyampaikan ‘Selamat datang di jemaat manislor, jangan sungkan untuk bertanya tentang Ahmadiyah di Manislor ini’.
Kegiatan hari pertama dimulai sekitar pukul 09.00 dimana acara dimulai dengan paparan sejarah singkat masuknya Ahmadiyah ke indonesia serta ke Manislor oleh Sekertaris Tabligh Manislor Bapak Nurhalim. Setelahnya para peserta di bagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok di dampingi oleh mentor Ahmadiyah.
Setelah shalat jum’at dan makan siang acara selanjutnya yaitu dialog interaktif tentang Filsafat Ahmadiyah dan Tasawuf Ahmadiyah yang di sampaikan Bapak Ekky Sobandi.
Para mahasiswa sangat bersemangat saat sesi ini banyak beberapa pertanyaan yang diajukan kepada narasumber membuat suasanapun semakin seru. Setelah sesi dialog para peserta di bawa berkeliling mengenal Ahmadiyah secara umum, dengan mengunjungi beberapa ruangan yaitu, Tabligh Center, Perpustakaan dan bagian dalam masjid.
Kegiatan hari ke-2 mengenal lebih dekat komunitas Ahmadiyah Manislor. Para peserta berkegiatan di dalam ruangan masroor hall lantai dua. Setelah sebelumnya para mahasiswa di berikan informasi seputar Ahmadiyah secara umum, maka hari ini informasi tentang Ahmadiyah akan dipertajam dan di perdalam dalam suguhan talk show. Sebagai narasumber, Bapak Mln. Ridwan Buton (Dosen Jamiah), dan Tn. Iffat (PPMKAI).
Satu persatu pembahasan dikupas dalam berbagai sudut pandang. Dimulai dari pembahasan tentang akidah Ahmadiyah, kitab suci, Ibadah Haji, hingga masalah kenabian dan kekhalifahan. Beberapa audiens mulai melempar pertanyaan seputar akidah, diskusi semakin tajam dan menarik di setiap pembahasannya apalagi pada saat topik kewafatan Nabi Isa as. Perbedaan pemahaman akidah inilah yang selama ini kerap di usung menjadi alasan penyerangan Ahmadiyah, karena jemaat ini meyakini bahwa Nabi Isa tidak mati ditiang salib, namun hijrah dan meninggal di Kasmir.
Talk show dilanjutkan dengan observasi para peserta per kelompok ke rumah-rumah para ahmadi di desa Manislor ini, untuk mengetahui lebih dalam tentang organisasi Ahmadiyah, ke-Khilafatan, sistem keuangan Ahmadiyah, Kaderisasi, Kontribusi Ahmadiyah bagi Indonesia dan kemanusiaan. Para peserta sangat Antusias sehingga diskusi berlangsung hingga sore hari menjelang magrib.
Di hari terakhir peserta di ajak berkeliling Desa Manislor mengunjungi masjid-masjid milik jemaat Ahmadiyah yang ada di manislor ini dengan total 10 masjid. Peserta semangat mengikutinya sambil mengenal dan berinteraksi langsung dengan warga Ahmadiyah manislor.
Penutupan acara dilakukan sekitar pukul 11.00. Beberapa peserta menyampaikan kesan yang sangat mendalam, diantaranya stigma bahwa Ahmadiyah itu berbeda dan tertutup terbantahkan ketika sudah berkunjung langsung ke sumbernya, lingkungannya yang sangat ramah suasana kekeluargaan yang sangat terasa ketika berkunjung ke Ahmadiyah manislor ini, lingkungan yang terbuka untuk siapapun yang ingin berkunjung dan ingin mengetahui langsung mengenai Ahmadiyah.
Reportase : Yoga Syukron