Yogyakarta– Ramadhan kali ini makin bersemangat dalam meningkatkan wawasan perdamaian dalam keragaman di Indonesia.
Rabu 19 Maret 2025 awan mendung menggantung tak menyurutkan semangat dua anggota Lajnah Imaillah Yogyakarta, Lutfiah Basalamah dan M Rahmahesti untuk gabung dalam kegiatan lokalatih yang diselenggarakan oleh Mitra Wacana dan didukung oleh Yayasan Keadilan dan Perdamaian Indonesia (YKPI) .
Sebanyak 23 peserta dari perwakilan organisasi
PKK, FKUB kelurahan, FKUB kota Yogyakarta, FKUB muda kota Yogyakarta, Gema Pakti, Matakin DIY, Babinsa, babinkamtibmas, NU, Ahmadiyah, Katolik, Konghucu, Kristen, Penghayat hadir dalam lokalatih ini. Diawali dengan obrolan saling sapa dan berkenalan juga komunitas asal yang diwakilinya mencairkan suasana pagi itu.
Dalam sesi ‘icebreaking’ itu juga perempuan Ahmadiyah Lutfi Basalamah menyampaikan bahwa Ahmadiyah memiliki moto ‘Love for all hatred for none’ sebagai bentuk mengedepankan cinta dalam upaya membangun perdamaian dimanapun & kapanpun
Penyampaian materi diawali & diakhiri dengan pre-test & post-test melalui goggle form sehingga seluruh hadirin dapat mengukur diri masing-masing terkait tema besar lokalatih ini.
Intoleransi, radikalisme, dan ekstremisme (IRE) terus menjadi ancaman yang nyata bagi keharmonisan sosial di berbagai wilayah, termasuk Kota Yogyakarta. Fenomena ini tidak hanya tampak dalam bentuk kekerasan fisik, tetapi juga merasuk melalui diskriminasi, ujaran kebencian, eksklusivisme agama, serta penolakan terhadap keberagaman. Perkembangan teknologi dan media sosial semakin mempercepat penyebaran narasi intoleran yang memperdalam polarisasi di masyarakat.
Sebagai respons terhadap tantangan ini, ” Program Merajut Kolaborasi Lintas Iman dalam upaya Pencegahan Intoleransi, Radikalisme, dan Ekstrimisme” melaksanakan lokalatih untuk mengenal bentuk-bentuk intoleransi,radikalisme, ekstremisme (IRE) dan upaya pencegahannya yang bertujuan meningkatkan pemahaman peserta mengenai IRE, mengenali tanda-tandanya, serta membangun strategi perlindungan diri dan komunitas dari IRE. Selain itu juga melibatkan peserta dari kelompok perempuan, pemuda, pemangku kepentingan dan perwakilan kelurahan. kegiatan ini diharapkan melahirkan AGEN PERUBAHAN yang aktif di komunitas mereka.
Dalam lokalatih ini, Mitra Wacana menghadirkan 2 narasumber. Bernadus Bayu Laksmono, S.Sos. Kepala Bidang Kesatuan Bangsa Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Yogyakarta. Beliau membahas kondisi terkini terkait IRE, jenis-jenis intoleransi, serta strategi deteksi dini melalui studi kasus yang pernah terjadi di Yogyakarta. Pendekatan toleransi, kesetaraan, dan kerjasama menjadi benang merah dalam mendapatkan solusi bagi harmonisasi kehidupan dalam keberagaman masyarakat.
Sementara itu, Wiwin Siti Aminah Rohmawati dari Srikandi Lintas Iman Yogyakarta membawakan materi tentang penghilangan prasangka, membangun dialog lintas iman, serta strategi perlindungan diri dari pengaruh negatif IRE. Tiga Formula yaitu, Head-Heart-Hand menjadi solusi bagi fenomena IRE ini. Ketika mindset bermuatan positif terpenuhi akibat literasi yang tinggi diiringi ketulusan hati dalam kebaikan bersama, maka aksi positif berdampak baik dan besar akan tercipta.
“Kami berharap melalui kegiatan ini, peserta tidak hanya memahami ancaman IRE, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan yang aktif dalam menjaga harmoni sosial di komunitas mereka,” ujar Ruliyanto, Koordinator Program, saat tim Media Center DI Yogyakarta mewawancarainya .
Dampak yang diharapkan dari kegiatan ini meliputi peningkatan pemahaman peserta tentang berbagai bentuk IRE serta strategi deteksi dan pencegahannya. Selain itu, diharapkan terjalin jaringan komunikasi yang kuat antar peserta lintas iman, peningkatan keterampilan dalam menghilangkan prasangka, membangun dialog lintas iman, dan meningkatnya kesadaran komunitas akan pentingnya menjaga keberagaman dan toleransi.
Lokalatih ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperkuat jejaring komunitas lintas iman serta mendorong narasi positif di tengah masyarakat Yogyakarta yang beragam. *
Kontributor: Maridah Rahmahesti