Cianjur – Pawai peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia menjadi salah satu agenda tahunan yang selalu ditunggu-tunggu masyarakat.
Acara ini dilaksanakan pada Selasa, 19 Agustus 2025 di Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur.
Ribuan warga memadati sepanjang jalan utama untuk menyaksikan pawai yang penuh semangat dan meriah.
Baca juga: Peringati HUT ke-80 RI, Ahmadiyah Meneguhkan Cinta Tanah Air sebagai Iman
Lajnah Imaillah Cikalongkulon tidak ketinggalan dalam memeriahkan suasana. Dengan penuh antusias, para anggota hadir untuk ikut serta menonton jalannya pawai.
Kegiatan ini menjadi ajang kebersamaan sekaligus wujud rasa syukur atas kemerdekaan bangsa yang diraih dengan perjuangan panjang para pahlawan.
Pawai 17 Agustus diikuti oleh berbagai peserta dari desa-desa dan sekolah yang ada di wilayah Kecamatan Cikalongkulon.
Baca juga: Indahnya Persaudaraan, Jemaat Ahmadiyah Sebamban dan Warga Sumber Makmur Kompak di Lomba HUT RI
Peserta tampil dengan kostum berwarna-warni, menampilkan kreativitas dan ciri khas masing-masing.
Mulai dari barisan drumband, atraksi seni budaya, hingga arak-arakan kendaraan hias, semuanya sukses mencuri perhatian masyarakat.
Acara pawai dibuka dengan sirine panjang dari pihak kepolisian sebagai tanda dimulainya iring-iringan. Setelah itu, satu per satu peserta mulai bergerak mengikuti rute yang telah ditentukan.
Baca juga: Mubaligh Jemaat Ahmadiyah Pontianak Ikut Diskusi P3AKS, Tekankan Pentningnya Sinkronisasi
Suasana menjadi semakin meriah ketika penonton memberikan tepuk tangan dan sorakan semangat kepada para peserta.
Selain sebagai hiburan rakyat, pawai juga menjadi simbol kebersamaan dan semangat persatuan warga Cikalongkulon. Momentum ini menjadi pengingat bahwa kemerdekaan harus terus dijaga dengan rasa syukur, kebersamaan, dan semangat gotong royong.
Dengan durasi kurang lebih satu setengah jam, pawai berakhir dengan tertib dan penuh keceriaan. Masyarakat, termasuk Lajnah Cikalongkulon, merasa puas dapat menyaksikan langsung salah satu perayaan tahunan terbesar di kecamatan. *
Kontributor: Ghina Faridah
Editor: Talhah Lukman A