CIANJUR – Lajnah Imailah (LI) Jabar 4 mengadakan Peringatan Siratun Nabi secara daring. Acara tersebut dimulai usai shalat Magrib dan dibuka oleh Ibu Ketua Daerah LI Jabar 4, Lilis Sahiba, Kamis (29/10).
Kegiatan tersebut diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh perwakilan Lajnah Cabang Cipeyeum dan doa bersama yang dipimpin oleh ibu Mufatis Jabar 4, Wati. Tak lupa lantunan nazm (syair) selalu menjadi ciri khas dalam setiap acara yang diadakan oleh Jamah Ahmadiyah.
Nazm kali ini dilantunkan oleh Lajnah dari Cabang Cikalong Kulon. Selain itu terdapat pembacaan hadis oleh Lajnah dari Cabang Cianjur dan pembacaan Malfuzat sabda-sabda Hadhrat Masih Mau’ud alaihis salam oleh Lajnah Panyairan.
Dalam sambutannya, Ibu Mufatis, Wati, menyampaikan bahwa peringan Siratun Nabi tersebut merupakan salah satu cara untuk dapat mengenang Hadhrat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam (saw). Selain itu kita juga sudah mengenal hadis-hadis dan buku-buku tentang riwayat Nabi Muhammad saw, salah satunya yaitu buku “Pengantar Mempelajari Al-Quran”.
“Seorang ibu memiliki tugas mulia dengan menceritakan kisah Nabi Muhammad saw hingga timbul rasa cinta terhadap Nabi kita serta sebagai tauladan dan idola kita,” ungkapnya.
Ibu Ketua Daerah LI, Lilis Sahiba memulai paparan materinya dengan sejarah singkat Nabi Muhammad saw dan gambaran bentuk fisik beliau.
“Bara’a bin Aazib meriwayatkan bahwa Rasulullah saw tingginya sedang, tidak tinggi benar namun tidak pula pendek, beliau tegap. Rambut beliau tidak keriting namun tidak juga lurus sama sekali. Warna kulit beliau sedang, tapi cerah. Beliau jalan dengan gesit, melangkah dengan tubuh sedikit condong kedepan. Adapun beberapa riwayat lain menjelaskan bahwa paras Rasulullah yang tampan dan lainnya,” kata Lilis Sahiba saat mengutip hadits mengenai gambaran fisik Rasulullah saw.
Beliau juga menambahkan ciri lain mengenai Rasulullah saw.
“Selanjutnya tanda kenabian Rasullah saw diriwayatkan oleh Jabir bin Sumurah, ‘Aku pernah melihat tanda di tengkuk Rasulullah saw. Bentuknya seperti kelenjar kemerah-merahan, kira-kira sebesar telur burung puyuh,” tambahnya.
Mengutip riwayat Anas bin Malik, Ibu Ketda LI Jabar 4 menjelaskan bahwa Rasulullah saw mempunyai kebiasaan meminyaki rambut dan menyisir janggutnya. Beliau suka menutupi kepalanya dengan sepotong kain untuk melindungi sorbannya dari minyak rambut tersebut.
Rasulullah saw juga senantiasa merawat matanya sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Abbas, “Rasulullah saw memiliki tempat celak mata darimana beliau memakainya dengan semacam pensil, beliau lakukan tiga kali pada masing-masing mata setiap malam”.
Selain Riwayat-riwayat di atas, masih bayak lagi yang disampaikan oleh Ibu Lilis mengenai Rasulullah saw. Diantaranya mengenai cara makan, minum dan kebiasaan-kebiasaan lainnya.
Untuk memperjelas keindahan Nabi Muhammad saw, Ibu Ketda Jabar 4 mengutip penjelasan dari buku “Wajah Rasulullah saw” karya Sir Muhammad Zafrullah Khan.
Setelah sesi materi, acara Siratun Nabi tersebut dilanjutkan dengan penyampaian Musaira atau puisi oleh Lajnah Ciparay. Musaira yang sisampaikan membuat bulu kuduk merinding dan menggetarkan hati yang mendengarkannya.
Sebelum sesi tanya jawab, Ibu Ketda mempersilahkan kepada seluruh peserta yang ingin menyampaian poin-poin materi yang telah diuraikan. Antusias para peserta dalam sesi ini sangat semarak.
Setelah itu masuk kepada sesi tanya jawab seputar materi yang disampaikan dalam acara peringatan Siratun Nabi tersebut. Banyak anggota yang mengajukan pertanyaan. Namun di sisi lain banyak juga anggota yang telah cukup mengerti dengan materi yang telah disampaikan.
Setelah semua petanyaan terjawab, acara ditutup dengan ucapan syukur dan doa penutup yang dipimpin oleh Ibu Ketua daerah. Acara tersebut diikuti oleh lebih 257 orang.
Kontributor: Rifa Rihadatul Azmi
Editor: Mubarak Mushlikhuddin