Selepas salat Jumat (29/11), rombongan jemaat Ahmadiyah Semarang bertolak ke Kendal. Agenda siang ini, mereka akan berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Ihsan dan bertemu dengan Kyai Haji Subhan Idris, memenuhi undangan silaturahim kepada beliau selaku pengasuh ponpes tersebut. Undangan ini merupakan silaturahim lanjutan dan prakarsa dari Kyai Haji Taslim Syahlan (Ketua FKUB Jawa Tengah) beberapa waktu lalu.
Kyai Subhan Idris tampak sangat senang dan terbuka menerima kunjungan dari Jemaat Ahmadiyah Semarang, terlihat dari obrolan-obrolan selama kunjungan yang terkesan santai dan penuh keakraban. Demikian terbukanya beliau menerima Ahmadiyah tanpa tersekat dengan narasi-narasi negatif yang pernah terdengar di khalayak.
“Kita hanya kurang komunikasi,” begitu beliau menyampaikan tentang kesalahpahaman yang marak terjadi di masyarakat. Tidak hanya terhadap Ahmadiyah, beberapa kasus persekusi minoritas seringkali terjadi hanya karena kurangnya komunikasi dan forum diskusi yang ‘dingin’ untuk mau saling mendengar dan menerima perbedaan. Hal tersebut, lanjut beliau, bisa diminmalisir salah satunya dengan memperbanyak silaturahim dan membuka ruang ilmu dengan mempelajari banyak hal, bukan hanya dari satu sumber saja.
Memahami sunatullah bermasyarakat yang tidak mungkin homogen, bisa dimulai dengan lebih banyak mendengar alih-alih ingin selalu didengar. Dengan bersikap terbuka, melihat, mendengar, dan memahami perbedaan, maka kita akan lebih tenang berjalan di muka bumi, karena setiap insan pasti memiliki hal unik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Sebelum berpamitan, rombongan Jemaat Ahmadiyah memberikan hadiah berupa buku-buku Ahmadiyah kepada Kyai Subhan Idris. Buu-buku Ahmadiyah adalah salah satu media informasi yang bisa digunakan sebagai referensi untuk mengenal Ahmadiyah langsung dari sumbernya.
Dari sekian banyak buku yang beredar di pasaran tentang Ahmadiyah, alangkah lebih bijaksana jika kita menggali ilmu dari orang yang memang mumpuni terhadap ilmu tersebut. Demikian halnya jika masyarakat ingin berdiskusi atau bertanya langsung tentang akidah atau pemahaman jemaat Ahmadiyah, maka masjid dan rumah misi yang sudah tersebar luas di seluruh Indonesia, bahkan hingga di 213 negara di dunia sangat terbuka menerima kunjungan dari siapapun dari kalangan manapun.
Kontributor : Rahma Roshadi