By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Warta Ahmadiyah
Youtube
  • Beranda
  • Berita
    • Mancanegara
    • Nasional
    • Daerah
  • Organisasi
    • Ansharullah
    • Khuddam
    • Lajnah Imaillah
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
Font ResizerAa
Warta AhmadiyahWarta Ahmadiyah
Pencarian
Follow US
  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers
© WartaAhmadiyah
Perspektif

Khilafah Ahmadiyah Tak Mungkin Bertabrakan dengan Pancasila

Last updated: 31 Mei 2019 22:24
By Redaksi 288 Views
Share
SHARE

“Menurut saya, kontribusi yang cukup besar dari Ahmadiyah dalam gerakan Islam modern adalah merawat ide Khilafah dalam bentuk yang sifatnya non-politis. Ini merupakan sumbangan yang tidak main-main.”

Komentar di atas disampaikan oleh Ulil Abshar Abdala, intelektual muda NU, saat acara “launching” buku “Khilafat Ahmadiyah dan Nation State” di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, bertetapan dengan perayaan 111 tahun Khilafah Ahmadiyah.

Salah seorang penulis yang menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut, Abdul Aziz Faiz, juga menyampaikan bahwa Khilafah Ahmadiyah mencoba menghadirkan wacana yang berbeda dari konsep Khilafah yang disadari publik. Sebab, menurutnya, dalam benak publik ketika berbicara khilafah selalu berkaitan dengan politik.

Semarak perayaan 111 tahun Khilafat Ahmadiyah menjadi pemandangan yang berbeda. Sebab, sebelumnya Pemerintah telah mengambil sikap yang tegas dengan membubarkan salah satu ormas Islam yang tengah memperjuangkan untuk tegaknya Khilafah di bumi nusantara.

Pembubaran ormas yang dikenal dengan nama Hizbut Tahrir Indonesia ini dikarenakan paham-paham yang diajarkan sangat bertentangan dengan Pancasila. Bahkan, hormat kepada bendera pun dianggap haram.

Apa yang diperjuangkan HTI di Indonesia sebenarnya menimbulkan tanda tanya besar, sebab banyak di kalangan pemikir besar Islam modern menghindarkan diri dari ide tentang khilafah. Negara-negara Arab, bahkan Pakistan sendiri lebih memilih menganut kepada konsep negara-bangsa ketimbang harus memilih khilafah.

Bagi negara-negara Arab, khilafah dianggap masa lalu yang amat kelam. Pasca kekalahan Turki Usmani dalam Perang Dunia Pertama, negara-negara jajahannya mulai melepaskan diri. Mereka akhirnya bisa menjadi negara yang mandiri tanpa harus bernaung dalam khilafah.

Jadi, sangat masuk akal jika ormas semacam Hizbut Tahrir dibubarkan di negara-negara Arab. Bahkan, tak hanya dibubarkan, para pemimpinnya ditangkapi dan asset-asetnya disita oleh negara. Sebab, khilafah mengingatkan mereka kepada masa lalu yang kelam.

Lalu bagaimana dengan Khilafah Ahmadiyah? Apakah ia akan bertabrakan dengan Pancasila juga?

Kesimpulan yang diberikan Ulil Abshar Abdala juga Abdul Aziz Faiz bahwa Khilafah yang berkaitan dengan gerakan politik takkan pernah bisa terwujud. Ia merupakan gerakan yang utopis. Hanya menjadi wacana yang terus digembar-gemborkan, tapi nihil pencapaian.

Sementara, jenis Khilafah non-politik seperti halnya Khilafah Ahmadiyah, menurut mereka, akan mampu menembus sekat-sekat negara-bangsa.

Ditempat lain, Zuhairi Misrawi, intelektual muda NU, menyampaikan sambutannya dalam perayaan 111 Khilafah Ahmadiyah di Wilayah DKI Jakarta bahwa Khilafat Ahmadiyah akan terus tersebar, ini sudah menjadi gerakan yang tidak terbendung lagi.

Pria yang akrab disapa Gus Mis ini juga menjelaskan mengapa Khilafah Ahmadiyah mampu tersebar ke 212 negara di dunia dengan jumlah pengikut ratusan juga orang. Karena, katanya, Khilafah Ahmadiyah adalah Khilafah cinta, love for all hatred for none. Ia memisalkan, cinta kepada sesama, cinta kepada musuh, dan cinta kepada orang yang berbeda keyakinan.

111 tahun bukan usia sebentar. Khilafah Ahmadiyah telah melewati rentang waktu yang panjang untuk suatu gerakan yang banyak kaum muslimin menentangnya. Tentu, usia yang panjangnya menunjukkan kemaslahatan dan kemanfaatan Khilafah Ahmadiyah, ketimbang paradigrama yang berkembang tentang ide ini.

Dan benar apa yang dikatakan oleh Ulil bahwa Ahmadiyah telah berhasil menyumbang satu gagasan besar dalam dunia Islam tentang ide Khilafah. Terlepas dari pro dan kontra aspek teologis tentang konsep Khilafah. Tapi, eksistensi Khilafah Ahmadiyah telah mendeklerasikan kebenarannya secara empiris.

Dengan prinsip “love for all hatred for none”, Khilafah Cinta Ahmadiyah takkan mungkin menodai kemurnian nilai-nilai dalam Pancasila. Justru, nilai-nilai luhur tersebut akan semakin dikokohkan penerapannya.

Belum lama ini, beredar pengumuman di grup-grup whatsapp Jemaat Ahmadiyah di Jakarta bahwa sedang dibutuhkan darah bergolongan O untuk seorang pasien yang diketahui ia adalah anggota FPI. Ormas ini telah menorehkan catatan kelam dalam sejarah Ahmadiyah di negeri ini. Tapi, prinsip “love for all hatred for none” inilah yang membuat setiap Ahmadi mampu melupakan pihak-pihak yang terlibat dalam masa-masa kelam dulu.

Aplikasi donor darah buatan Jemaat Ahmadiyah yang bernama “give blood” telah membantu banyak orang yang tengah membutuhkan darah. Hari itu permintaan darah diajukan, hari itu pula para Ahmadi yang ada di kota tersebut akan datang memenuhi kebutuhan darahnya.

Sehingga, mana mungkin Khilafah Cinta Ahmadiyah yang musuhpun dianggap sebagai sahabat mampu untuk melukai bahkan satu titikpun dalam butir-butir luhur Pancasila.

Selamat Hari Kesaktian Pancasila.

Penulis : Mln. Muhammad Nurdin

You Might Also Like

Seorang Dokter Ahmadi Ditembak di Rabwah

Mitos dan fakta tentang konflik Israel Palestina dan Ahmadiyah

Lajnah Imaillah se-Cianjur Isi Pertemuan Gabungan dengan Diskusi

Penyangkalan Terhadap Kematian 3 Mahasiswa Muslim di Chapel Hill

Ahmadiyah 100% Islam Tidak Sesat dan Menyesatkan

By Redaksi
Follow:
MEDIA INFORMASI JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA
Previous Article Pertama Kali Masuk ke Dalam Mesjid
Next Article Lajnah Imaillah Cabang Serang Berbagi, Sebagai Wujud Cinta Ilahi
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Might Also Like

NasionalPerspektif

Love for All and Hatred for None “Antara aku dan Ahmadiyah”

Redaksi 8 Min Read
NasionalPerspektif

Pikiran Usang di Lingkungan Sunni-Syiah-Ahmadiyah

Redaksi 7 Min Read
Perspektif

Ratusan Pelajar dan Mahasiswa Jaga Perdamaian Indonesia Lewat Youth Interfaith Camp  

Redaksi 1 Min Read
Previous Next
Warta Ahmadiyah

Warta Ahmadiyah merupakan sumber resmi Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang menyajikan ragam informasi seputar kegiatan dan pandangan Ahmadiyah mengenai berbagai hal.

Kategori

  • Berita
  • Organisasi
  • Kebangsaan
  • Keislaman
  • Sosial
  • Rabthah
  • Opini
  • Siaran Pers

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Kirim Berita

Copyright 2016 – 2023 @wartaahamdiyah.org All rights reserved

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?