Sekitar 6 tahun lalu, saya pindah dari Amerika menuju Haifa – Israel. Karena atmosfer kekeluargaan antar warganya, saya sangat betah tinggal di kota ini. Selain itu, Haifa adalah kota yang indah. Lokasinya di daerah mediterania dengan jalur setapak untuk menikmati suasana pelabuhan yang ramai.
Haifa dihiasi kebun – kebun. Paling terkenal adalah kebun sekaligus tempat pemakaman Bab (Mirza Muhammad Ali) dan Abbas Efendi, pendiri dan putra pendiri keyakinan Bahaullah. Menjadikan kebun ini sebagai pusat keyakinan Baaha’i. Di banyak negara Timur Tengah, pemeluk Baha’i menjadi korban permusuhan. Eksistensi Baha’i di Haifa menjadi bukti toleransi sosial teranyam dalam kehidupan kota ini. Sangat berbeda dengan wilayah diluar Haifa yang diliputi kebencian dan konflik. Tantangan bagi masyarakat Haifa untuk dapat menularkan nilai – nilai toleransi yang menciptakan kedamaian kota ini. Selain kota penting bagi Baha’i, terdapat pula pemakaman Nabi Ilyas a.s. Seorang tokoh suci bagi pemeluk Yahudi, Nasrani, Islam dan Druze.
Salah satu komunitas terbaik di Haifa bahkan Israel adalah Kababir. Saya bersyukur dapat tinggal di Mercaz, di tengah Haifa, dan berdekatan dengan lingkungan yang damai.
Kababir adalah pusat komunitas Ahmadiyah di Israel. Sebagian besar, dari sekitar 2000 ahmadi, hidup damai di area pemukiman dengan pepohonan rindang ditempat ini. Kababir memiliki taman, kafe, sekolah, took, dan Masjid lengkap dengan madrasahnya. Mereka hidup bersama pemeluk agama Yahudi, Nasrani, dan Druze. Sebuah pemandangan laut mediterania yang indah menghiasi Kababir.
Komunitas Ahmadiyah pertama kali didirikan sejak 1925, saat itu masih menjadi wilayah Palestina. Kemudian menjadi wilayah Negara Israel sejak 1948. Masjid pertama kali didirikan di Bukit Carmel pada Tahun 1931. Pengembangan selanjutnya adalah Masjid Raya yang dibangun tahun 1980’an. Selain itu, di Bukit Carmel terdapat makam Nabi Ilyas a.s. Banyak tokoh yang berkunjung, seperti Shimone Peres.
Pada awalnya, komunitas ini dibangun oleh warga ahmadi yang menyumbangkan sebagian penghasilan untuk pembangunan sarana. Sampai saat ini, Muslim Ahmadi Kababir telah menjadi tokoh pendidikan, perdagangan, dan kesehatan. Mereka aktif mempromosikan dialog dan perdamaian di Haifa. Hal ini sejalan dengan motto : Love for All, Hatred for None. (Rahmadi)
Senang dengarnya Jemaat di kababir aman dan tentram, semoga pengaruh Moto kita terus berkumandang diseantero dunia. Aamiyn