TRINIDAD TOBAGO- Kelompok teror yang melakukan kekerasan dengan mengatasnamakan Islam sebenarnya bukanlah Muslim hakiki. Hal tersebut disampaikan Amir Jemaat Ahmadiyah Trinidad dan Tobago, Maulana Ibrahim Bin Yaqub mengatakan hal itu saat ia menjelaskan kata Islam yang artinya damai.
Berbicara pada kesempatan Konferensi Perdamaian, Couva, bin Yaqub menegaskan bahwa seorang Muslim hakiki adalah dia yang dapat menciptakan rasa aman terhadap masyarakat sekitar. Ia menjelaskan bahwa karena ulah orang-orang yang tergabung dengan ISIS, agama Islam setempat diawasi, ia tegaskan bahwa mereka sebenarnya kelompok kecil dibandingkan dengan penganut Islam di seluruh dunia.
“Seorang Muslim hakiki adalah dia yang orang lain aman dan selamat dari lidah dan tangannya. Jadi anda tidak menginginkan orang lain aman dan selamat, makan anda bukanlah seorang Muslim sejati, karena Anda tidak mempraktikkan ajaran Islam,” ujar Bin Yaqub.
“Mayoritas umat Islam di dunia ini sangat damai. Mengapa kita terfokus kepada orang-orang yang menciptakan masalah dan kemudian memberitahu dunia bahwa itu adalah Islam? Tindakan mereka bukanlah Islam.”
“Islam sejati adalah orang-orang yang sangat damai. Berapa banyak Muslim yang ada di Trinidad & Tobago? Lebih dari 100 ribu orang, sedangkan anda berbicara tentang berapa banyak orang yang bergabung kepada ISIS. Berapa banyak mereka?”
Saat ditanya apakah terdapat persepsi yang keliru tentang Islam oleh para pengikutnya, bin Yaqub mengatakan bahwa di setiap agama terdapat orang-orang yang memiliki berbagai pendangan, memiliki orang-orang yang menciptakan kerusuhan, seperti yang terjadi di dalam Islam.
“Oleh karena itu, jika terdapat seorang muslim yang bertindak buruk, maka kami yakin orang tersebut sebenarnya jauh dari ajaran Islam yang hakiki.”
Konferensi tahunan ini juga diadakan di di negara-negara lain oleh Islam.
Tujuannya adalah untuk memberitahu masyarakat agar mereka dapat memahami perdamaian yang saat ini telah menjadi baran mahal. Bin Yaqub mengatakan dengan begitu banyak gejolak di dunia saat ini, Muslim Ahmadiyah yakin bahwa sebelum mereka mengenali diri mereka sendiri, maka mereka tidak akan bisa mewujudkan perdamaian.
“Ini merupakan keyakinan kami yang kuat bahwa berbagai agama di dunia dapat menciptakan kedamaian, kerena jika Anda mempelajari kitab-kitab agama lain di dunia, mereka semua berbicara dengan satu bahasa, yaitu perdamaian. Sebelum manusia mengenal Sang Pencipta, kita tidak akan pernah bisa melihat kedamaian.”
sumber: Guardian
Alih bahasa : Mary Eunice