Yogyakarta- Jemaat Ahmadiyah Yogyakarta menerima kunjungan dua mahasiswa dari program Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin 28 Juli 2025.
Kunjungan ini berlangsung di Kompleks Masjid Fadhli Umar dan disambut oleh Mubaligh Daerah DIY, Mln. Murtiyono Yusuf Ismail, serta Mln. Waleed Ahmad, pelajar asal Pakistan yang tengah menempuh studi budaya di Indonesia.
Diskusi dimulai pukul 10.00 WIB dan berlangsung dalam suasana santai namun sarat wawasan.
Baca juga: Warga Ahmadiyah Neglasari Menyaksikan Jalsah UK 2025 dan Sambut Mubaligh Baru
Topik yang dibahas meliputi sejarah kehadiran Ahmadiyah di Indonesia, relasi dengan tokoh-tokoh Islam awal, serta tantangan kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) di tengah situasi hukum yang dinamis.
Mln. Murtiyono menjelaskan bahwa Jemaat Ahmadiyah telah hadir di Indonesia sejak awal 1920-an dan dikenal melalui media serta jalur dakwah damai.
Dirinya juga menekankan bahwa tokoh-tokoh besar seperti KH. Ahmad Dahlan dan HOS Tjokroaminoto memiliki hubungan baik dengan Jemaat Ahmadiyah.
Baca juga: Peringatan Hari Anak 2025, Lajnah Imaillah Daerah Tasikmalaya Berkontribusi jadi Panitia
Menanggapi pertanyaan soal KBB, Mln. Murtiyono menyatakan kekhawatirannya terhadap pasal-pasal hukum yang multitafsir.
“Perlu dibuat produk hukum yang jelas dan menghindari penggunaan frasa pasal-pasal yang multitafsir agar hal ini tidak diambil keuntungan sepihak bagi mereka yang memiliki posisi penting, sehingga hukum dapat membela mereka yang pantas untuk mendapatkan keadilan dengan aturan hukum yang benar tanpa ada manipulatif,” tegasnya.
Sementara itu, Mln. Waleed Ahmad berbagi pengalaman pribadinya selama tinggal di Indonesia sejak 2023.
Baca juga: Warga Ahmadiyah Banyumas Siap Jadi Tuan Rumah Forum Kongsi, Lokasi Dekat Alun-Alun
Ia mengaku terkesan dengan keterbukaan masyarakat Indonesia dan peran aktif perempuan dalam kehidupan publik, sesuatu yang jarang dijumpai di Pakistan.
Momen pertemuan ini menjadi ruang dialog yang memperkuat semangat toleransi dan pemahaman lintas agama di tengah keberagaman Indonesia. *
Kontributor: Rifqi Arianto Qasid Ahmad
Editor: Talhah Lukman A