Yogyakarta – Bertempat di aula lantai 4 kompleks Masjid Fadhli Umar, Kotabaru, Yogyakarta telah diiselenggarakan kegiatan talk show oleh Southeast Asia Youth for Humanity (SEA4YAH) bekerjasama dengan Srikandi Lintas Iman (SRILI) dan Yayasan Bhaktivedanta Maniphur dari India.
Hadir kurang lebih 60 peserta dari berbagai komunitas lintas iman.
India dan Indonesia memilik riwayat hubungan budaya dan ekonomi sejak seribuan tahun yang lalu.
Besarnya pengaruh budaya India di masa lampau masih meninggalkan bekas-bekasnya di Indonesia hingga saat ini yang dapat dicontohkan dengan keberadaan agama Hindu dan Buddha sebagai agama yang diakui oleh Indonesia.
Oleh karena itu agama dipandang menjadi nilai spiritual yang mendasari sikap dan perilaku budaya masyarakat di kedua negara.
Narasumber dari kedua negara diharapkan akan berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam melihat persoalan, tantangan, hambatan maupun contoh praktik baik dalam membangun self-love di kalangan orang melalui nilai-nilai spiritual dalam konteks dinamika masyarakat dewasa ini.
Hal itu disebabkan karena kualitas-kualitas pribadi seperti self-love menjadi dasar yang memampukan individu untuk memelihara dan menghidupi nilai-nilai spiritual yang menjadi panduan sikap dan perilaku positif ndividu dan masyarakat.
Acara Talk show diawali dengan sambutan dari Mubaligh Daerah DIY Mln Murtiyono Yusuf Ismail selaku tuan rumah, beliau menggarisbawahi pepatah dalam bahasa Arab :
” man arafa nafsahu arafa rabbahu.”
ُمَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّه
Artinya, “Barang siapa yang mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya “. Hal tersebut ‘relate’ dengan tema yang diusung; “Keselarasan Iman dan self-love pada generasi muda”.
Nina Mariani Noor sebagai pemateri pertama yang merupakan dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sekaligus Ahmadi dan pengurus SRILI menyampaikan perlunya 4 hal sebagai dasar bentuk selflove, yaitu: kesehatan fisik, kesehatan mental, menjadi pribadi berkarakter, dan menjaga penampilan. Bila keempat hal di atas, maka cahaya energi self love bisa terpendar ke yang lainnya. Hal tersebut seperti digambarkan dalam Q.S Al-qiyamah: 23-24 وُجُوۡہٌ یَّوۡمَئِذٍ نَّاضِرَۃٌ ﴿ۙ
Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri, (Al-Qiyamah:23)
اِلٰی رَبِّہَا نَاظِرَۃٌ ﴿ۚ۲۴﴾
Kepada Tuhan-nya mereka memandang. (Al-Qiyamah:24),hal tersebut dari adanya rasa syukur atas semua kelebihan dan kekurangan diri, sehingga seperti yang terdapat dlm Q.S Ibrahim: 14, ” Bahwa barangsiapa bersyukur maka Aku tambahkan lagi nikmat ”
Robindro Aribam merupakan perwakilan dari Yayasan Bhaktiventa Institute Mission Higher Secondary School (BIMHSS), sebuah lembaga pendidikan menengah berbahasa Inggris didirikan pada tahun 1982 oleh Yang Mulia Bhaktisvarupa Domodara Swami, M. Tech., Ph.D (California, AS). Beliau sebagai seorang ilmuwan dengan nama Dr. TD Singh dikenal karena upayanya yang luar biasa dalam menghubungkan sains dan spiritualitas. Pusat ISKCON Manipur juga didirikan oleh beliau pada tahun 1977 untuk memenuhi instruksi Gurudev-nya, Sang Pendiri Acharya, Yang Mulia AC Bhaktivedanta Swami Prabhupada.
Dalam agama dan masyarakat India , seorang acharya ( Sansekerta : आचार्य, IAST : ācārya ; Pali : ācariya ) adalah seorang guru agama dalam agama Hindu dan Buddha dan seorang pembimbing spiritual bagi umat Hindu dan Buddha.
Beliau mengambil contoh pada bunga Padma (teratai) sebagai simbol Tuhan Yang Maha Esa dan sikap lebah saat mencari madu bunga sekaligus membantu menyebarkan kepala putik bunga, lebah penyerbuk yang mengunjungi bunga secara intensif dapat mempercepat proses penyerbukan dan pembuahan. Simbiosis mutualisme antara lebah penyerbuk dan tumbuhan berbunga memberikan hasil yang sangat baik bagi ekosistem. Demikian pula sesama manusia hendaklah bisa mengambil contoh baik tersebut.
Sesi tanya jawab pada intinya adalah, pentingnya setiap generasi muda yang hidup di zaman di mana media sosial menjadi perhatian utama bisa menyaring agar mengambil hal-hal yang mendatangkan kebaikannya di dunia dan akhirat. Berikan waktu untuk meningkatkan kualitas ibadah sesuai keyakinan dan kepercayaannya masing-masing.
Seorang peserta Lilin Kurniawati dari GEMAPAKTI DIY/ Generasi Muda Penghayatan Kepercayaan mengatakan bahwa, dari kedua pemateri tersebut membuat saya kembali pada pentingnya menyelaraskan dan menguatkan keimanan bagi anak muda dengan mengenal serta menyayangi diri sendiri lebih baik lagi dalam menjalani hidup bermasyarakat. *
Kontributor: Maridah Rahmahesti