Yogyakarta – Jemaat Ahmadiyah Yogyakarta menyelenggarakan program Kelas Ahmadiyah pada Sabtu, 17 Mei 2025 di Masjid Fadhli Umar, Kota Yogyakarta.
Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman yang jernih dan komprehensif mengenai ajaran, sejarah, dan kontribusi Jemaat Ahmadiyah kepada masyarakat luas.
Acara yang berlangsung dari pukul 9 pagi ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk dua perwakilan dari Institute for Southeast Asian Islamic Studies (ISAIs), satu orang dari (Perkumpulan Pengembang Pendidikan Intereligius) Pappirus , serta anggota Jemaat Ahmadiyah terdiri dari tiga anggota Anshar dan lima anggota Khuddam.
Program ini terdiri dari dua sesi utama. Sesi pertama diisi oleh Mln. Dildaar Ahmad Dartono, Mubaligh Jemaat Ahmadiyah Cabang Piyungan, yang mengupas tuntas sejarah berdirinya Ahmadiyah, konsep khilafat, profil para khalifah, serta kontribusi Jemaat Ahmadiyah terhadap perkembangan masyarakat global dan Indonesia.
Dirinya juga menjelaskan peran Ahmadiyah di Indonesia sejak era 1925 hingga saat ini.
Sesi kedua menghadirkan Mln. Drs. Abdul Rozaq yang membawakan materi seputar aqidah Jemaat Ahmadiyah.
Ia menjelaskan filosofi di balik nama Ahmadiyah, makna motto love for all, hatred for none, serta peran sentral Hadrat Mirza Ghulam Ahmad as sebagai Al-Masih dan Imam Mahdi.
Sesi tanya jawab menjadi momen interaktif yang menarik, di mana peserta mengajukan sejumlah pertanyaan mendalam, seperti metode penafsiran Al-Quran dalam Ahmadiyah dan proses pemilihan khalifah.
Dialog yang terbuka dan hangat ini menunjukkan tingginya antusiasme peserta dalam memahami lebih dekat komunitas Ahmadiyah.
Sesi utama ditutup dengan pernyataan penutup dari Ketua Jemaat Yogyakarta, Sugiyarno.
Dalam sambutannya, ia mengungkapkan harapan agar kegiatan ini terus berlanjut dan menjadi wadah positif dalam membangun pemahaman lintas iman.
“Kami berharap program ini dapat menjadi sarana silaturahmi antar agama dan kepercayaan demi kemajuan bangsa,” ujar Sugiyarno.
Rangkaian kegiatan kemudian ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Mln. Dildaar Ahmad Dartono, dilanjutkan sesi dokumentasi dan makan siang bersama.
Program ini menjadi bukti nyata komitmen Jemaat Ahmadiyah untuk terus menghadirkan ruang dialog yang damai dan konstruktif di tengah masyarakat Indonesia yang plural.
Kontributor: Rifqi Arianto Qasid Ahmad
Editor: Talhah Lukman A