Narasumber :
– Prof. Dr. H. Qasim Mathar ( Guru Besar UIN Alauddin Makassar).
– Dari Ahmadiyah : Mln. R.H. Munirul Islam Yusuf Shd., dan Mln. H. Syaeful Uyun.
– Dari Budha (WALUBI) : Ir. Yonggris, MM. (Wakil Ketua Walubi Provinsi Sulawesi Selatan)
– Dari Hindu : I Made Sukarta, M. Kes.
– Nur Sayyid Santoso, MA. (Delegasi Pengurus Besar PMII Pusat)
Pagi tgl. 10 Juni 2015, kota Palopo diguyur hujan cukup deras, namun tidak menyurutkan semangat para peserta maupun narasumber untuk menghadiri acara seminar nasional yang digelar di Hotel Mulia Indah, Kota Palopo. Adapun jumlah peserta yang hadir sebanyak 246 orang yang tercatat di panitia, bahkan bisa lebih karena ada pula yang belum sempat isi daftar hadir. Karena bertepatan juga dengan ujian semester di beberapa universitas sehingga banyak mahasiswa yang tidak bisa hadir hari itu. Namun sudah hampir tercapai dari yang ditargetkan panitia sebanyak 250 Orang peserta. Acara dimulai pukul 10. 00 WITA, diawali dengan acara pembukaan yang terdiri dari pembacaan ayat Suci Al-Qur’an, Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Do’a Bersama yang dipandu oleh Bpk. Mln. H. R. Munirul Islam Yusuf Shahid. Selanjutnya acara sambutan yg disampaikan oleh ketua panitia, Kapolres yang diwakili oleh kabag. Humas Polres Palopo dan walikota Palopo yang diwakili oleh kepala dinas Pariwisata. Hadir pula dari Dinas Pemuda dan Olahraga. Mereka selaku perwakilan dari pemerintah kota berharap, acara seminar seperti ini sering dilakukan di berbagai tempat.
Beberapa point dari para Narasumber yang bisa disampaikan sebagai berikut :
Prof. Dr. Qasim Mathar :
Ada 3 peta besar perkembangan umat Islam di dunia : Sunni, syi’ah dan Ahmadiyah. Perpecahan dikalangan sunni dan syiah dikarenakan karena aspek politik.
Pak Prof. Dr. Qasim mathar :
* Dalam soal agama, perbedaan muslim ahmadiyah dan bukan ahmadiyah ialah keyakinan pada Mirza Ghulam Ahmad, pendiri ahmadiyah. Di singapur, waktu sy duduk di samping khalifatul masih, Hz, mirza masroor ahmad sy katakan juga peta besar umat Islam Terbagi 3 sunni, syiah dan Ahmadiyah. Ahmadiyah adalah organisasi Islam yang mutaakhkhir.
*Ahmadiyah sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Nanti ributnya Ahmadiyah setelah era reformasi, karena tidak mau menghormati perbedaan.
*Omong kosong saja umat Islam mau bersatu, kalau saja spirit persatuan internal di dalamnya tidak ada. Dalam pandangan sy, ada 3 hal pokok yg menyebabkan omong kosong umat islam mau bersatu kalau tidak mau menghormati kotak-kotak yg berbeda. Mustahil, mau mengsatu kotakkkan umat Islam adalah melawan kitab sucinya sendiri dan dosa.
*Keanekaragaman umat manusia adalah skenario Tuhan.
*3 hal yg menganggu persatuan :
- Perebutan asset organisasi
- Adalah power ( kekuasaan ) politik
- Perbedaan pandangan keagamaan
*Biasanya umat Islam yg awwam, mengatakan ahmadiyah mengakui Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sbg nabi, titik di situ. Padahal, Ahmadiyah mengakui Mirza Ghulam Ahmad sbg nabi, koma di situ, mengakui nabi tapi tidak membawa syariat baru, tidak membawa agama baru. Kitab sucinya tetap Al-Qur’an.
*Mereka yg mau menguasai asset suatu organisasi, ia tidak memiliki spirit dari Allah, tapi spirit dari syaithan.
Mln. R. H. Munirul Islam Yusuf Shd.
*bangsa Indonesia memiliki banyak keberagaman.
*Perbedaan adalah Rahmat.
*Seseorang tidak dilarang memeluk agama yang disukainya.
*Jika keberagaman tidak dibina dgn benar akan menimbulkan perpecahan.
* ajaran agama Islam jika diimplementasikan dgn baik, bisa menjadi formula bagi terciptanya persatuan dan perdamaian. 5 Formula yang efektif, yaitu ta’aruf, fastabiqul khairat, lakum diinukum waliyadiin, dialog dan da’wah bilhikmah.
I Made Sukarta, M. Kes. :
* dengan bermasalah kita menjadi matang
* kemajuan kita tidak diikuti oleh kemampuan memimpin ummat
* salah satu kekayaan bangsa, adalah etnis yg beragam. Namun keberagaman ini kadang membawa masalah.
*masalah bagi kita umumnya adalah beragama itu hanya sebatas meyakini, belum mengaplikasikan atau mengamalkan
* umat Hindu menganggap kita semua bersaudara wasyu dewa khutum bakam
* umat Hindu sangat takut dengan karmapala.ketika kita berbuat kepada orang lain, nanti keluarga kita bagaimana?
*simbol-simbol kerukunan perlu diaplikasikan lebih baik lagi
* Harus ada kesesuaian antara paham keagamaan dan perilaku keagamaan.
Ir. Yonggris, MM. :
* media yang ada membantu kita berinteraksi dengan banyak orang.
* penyebab timbulnya masalah adalah issue yg cepat menyebar, yang tidak diteliti dulu kebenarannya.
*orang-orang ingin selalu mencari pembenaran meski terkadang ia salah. Maka kita harus check kebenaran tentang sebuah informasi, jangan cepat bereaksi yang tidak pada tempatnya,
* di Rohingya itu bukan masalah agama, tapi masalah kependudukan.
* mengapa kita harus bersama? Kalau ingin berjalan cepat,berjalanlah sendiri, kalau kita ingin berjalan jauh berjalan lama, maka jalanlah bersama-sama.
* masalah utama adalah masalah interaksi kita dengan diri kita, masalah mindset kita, pola pikir kita.
* kemampuan kita untuk mengelola perbedaan kita yg sedikit itulah masalahnya.
*masalah perbedaan ahmadiyah dengan non ahmadiyah kan cuma satu, terlalu banyak persamaannya. Tidak perlu dipermasalahkan
* satu perbedaan seratus persamaan .
* cara untuk mengatasi perbedaan : 1. Mengetahui perbedaan 2. Memahami perbedaan 3. Menerima Perbedaan 4.Hidup Indah dengan Perbedaan
* yg jadi masalah adalah perbedaan disikapi dengan keserakahan, kebencian dan kebodohan.
*Perbedaan adalah Rahmat, rukun dan harmoni jadi kekuatan
- Mln. Syaeful Uyun :
*Spirit Damai 1 : Bhinneka Tunggal Ika
*Spirit Damai 2 : Pancasila, pancasila itu berdasarkan Al-Qur’an (sila pertama “Ketuhanan yg Maha Esa” : Qul HuWAllaahu Ahad, sila ke 2 “Kemanusiaan yg adil dan Beradab” InnAllaah ya’muru bil ‘adli wal ihsan,…dst.)
*Spirit Damai 3 : Berakhlaq dengan akhlaq Allah, mengamalkan ajaran Islam tentang perdamaian
*Spirit Damai 4 : ajaran Budha “kebencian tidak akan berakhir apabila dibalas dgn kebencian. Kebencian baru akan berakhir bila dibalas dgn tidak membenci. Inilah satu hukum abadi.” (Dhammapada I, 5 ).
*Spirit Damai 5: ajaran Kristen tentang cinta kasih dan perdamaian
*Spirit damai 6 : ajaran Hindu yang memandang seluruh makhluk hidup sebagai teman dalam kitab Yajur Veda.
* spirit damai 7 : Kearifan Lokal dari Jawa, Bugis, Makassar dan lainnya tentang menjalin persatuan dan perdamaian, saling memuliakan dan saling mengingatkan. ( dikemas oleh narasumber dengan bahasa daerah masing-masing sehingga para peserta semakin semangat menyimak)
*Spirit Ahmadiyah
Sebagai seorang Ahmadiyah, tidak lengkap jika dalam forum ini tidak mengemukakan kearifan Jemaat Ahmadiyah yang bisa menjadi spirit untuk membangun perdamaian di Indonesia. Sebagai organisasi toleran dan damai, Jemaat Ahmadiyah mempunyai banyak kearifan yang bisa dijadikan spirit damai bagi Bangsa Indonesia.
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as, Pendiri Ahmadiyah:
“Segeralah berdamai antara satu sama lain, dan maafkanlah kesalahan saudaramu. Sebab, jahatlah orang yang tidak sudi berdamai dengan saudaranya. Ia akan diputuskan perhubungannya, sebab ia menanam benih perpecahan. Tinggalkanlah keinginan hawa nafsumu dalam keadaan apa pun, dan lenyapkanlah ketegangan antara satu dengan yang lain. Walau pun seandainya kamu ada dipihak yang benar, bersikaplah merendah diri, seakan-akan kamu bersalah, agar kamu diampuni”.
Hadhrat Mirza Nasir Ahmad ra, Khalifatul Masih III, sejak 1982, mengkampanyekan sebuah slogan: “Love for all hatred for none – cinta untuk semua, tidak ada kebencian untuk siapa pun”.
Slogan ini dikampanyekan kepada dunia sebagai perwujudan dari sifat Ar-Rahmaan dan Ar-Rahimm Allah swt.
Jemaat Ahmadiyah adalah organisasi yang toleran dan damai dan cinta damai. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Jemaat Ahmadiyah, dimana-mana, dan kemana-mana, di seluruh dunia, selalu mengkampanyekan: Loyalty, Freedom, Equality, Respect, Peace, Love for all hatred for none.
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih V atba: “Kami meyakini, Jihad itu adalah mengajarkan Islam secara damai, dan Jihad yang sebenarnya adalah menyampaikan pesan perdamaian”.
*Untuk Indonesia Damai Perlu Kembali Ke Khitthah Pancasila dan UUD 1945
Jika di tanah air belakangan ini ada dan terjadi disharmoni (dalam kehidupan beragama khususnya), dua kemungkinan telah terjadi: pertama, elemen-elemen bangsa kita telah lupa sebagai Bangsa Indonesia, dan kedua, elemen-elemen bangsa kita telah lupa dengan esensi Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, UUD 45, dan esensi Agama itu sendiri.
Jalan keluarnya untuk melenyapkan disharmoni seperti yang terjadi dalam satu dasa warsa terakhir ini, semua elemen Bangsa Indonesia harus kembali ke khithah Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, UUD 1945, Agama, Suku, dan kearifan lokal lainnya. Kerukunan umat beragama itu tidak perlu diatur, jika semua elemen Bangsa dan para pemeluk agama faham, mengerti, dan mengamalkan Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, UUD 1945, dan ajaran agamanya masing-masing.
Berhubung pak Prof. Dr. Qasim Mathar ada acara di IAIN Palopo, maka beliau minta tanya jawab dengan peserta beberapa menit.
Tanya jawab :
Mahasiswi IAIN Palopo : “Bagaimana rumusan agar idul Fitri bisa bareng antara NU dan Muhammadiyah dan yang lainnya?”
Pak Qasim : ini adalah wacana yang sudah usang. Tidak perlu dikembangkan perbedaan ini. Kembangkan cinta untuk semua kebencian tidak untuk siapapun. Jauhkan rasa benci. Tidak perlu memaksakan pendapat kita kepada orang lain. Laa Ikrooha Fid diin, tidak ada paksaan dalam agama. jadilah muslim yg bagus,kristen yg bagus,Hindu yg bagus, dan Budha yg bagus.
Nur Sayyid Santoso, MA.
* barangkali sy pernah jadi atheis, waktu sy kuliah di UIN sy pernah gak berpuasa, pernah tidak sholat. Mungkin sy berproses mencari Tuhan.
*sy pernah terlibat dalam kajian Islam-Islam kiri, Islam liberal.
*Beliau sempat menyinggung Ahmadiyah yang gerakannya cukup toleran bahkan tokoh sekelas pak Dawwam pun berani bela Ahmadiyah.
Penulis tidak banyak menyimak penyampaian narasumber terakhir, berhubung kesibukan sebagai panitia.
Selanjutnya acara dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab dengan peserta.
Faisal : untuk membangun persatuan dan perdamaian, beberapa hal perlu diperhatikan
– Dahulukan kemanusiaan bukan spiritual
– Mendahulukan akhlaq di atas Fiqh
– MUI mau memprofokasi umat Islam. MUI pemicu keresahan dan perpecahan contohnya mengedarkan buku kesesatan Syi’ah
anjasmara :
“Sejauh mana ajaran agama-agama bisa efektif menanamkan kebersamaan? Apa peran tokoh-tokoh agama dalam hal ini?”
Hajar : agama-agama harusnya bisa meredam kekerasan dan menghindari sekat-sekat perbedaan. Seharusnya para ulama mampu mengayomi, bukan membuat fatwa dan malah menimbulkan kekcauan. MUI misalnya, seharusnya mampu memahami konsep sosial budaya.
Hadi : ” perlu difokuskan bagaimana cara mengatasi konflik di masyarakat.”
Mln. Munirul Islam Yusuf Shahid diberi kesempatan oleh moderator untuk memberikan statement. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh beliau untuk menjelaskan sejarah perkembangan kepemimpinan Islam dari zaman Rasulullah saw.,hingga kedatangan Imam Mahdi as. Di tangan Imam Mahdi inilah umat Islam bisa bersatu di bawah satu bendera. dengan motto Love for All Hatred for None.
Mln. H. Syaeful Uyun memberikan statment nya bahwa Islam itu damai. Setuju untuk mendahulukan akhlaq daripada fiqh. Ahmadiyah bisa diterima diluar negri karena dakwahnya toleran, Ahmadiyah punya motto love for All Hatred for None. Islam akan menang tidak melalui pedang, tapi melalui akhlaq.
Pembicara yang lain pun diberikan kesempatan untuk memberikan closing statment nya masing-masing.
Moderator membacakan kesimpulan dari rumusan-rumusan yang dibahas pada dialog dan seminar kali ini. Rumusannya yaitu :
- Menginternalisasi dan mengimplementasikan agama masing-masing
- Memperbanyak Dialog
- Mengintensifkan silaturrahmi
- Tidak melakukan kekerasan
- Mengutamakan akhlaq di atas perbedaan
- Mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara
Acara berakhir pukul 16.15 WITA., ditutup dengan pembagian piagam penghargaan kepada para Narasumber dan pemberian hadiah dari Paniti serta diakhiri dengan photo bersama peserta, narasumber dan panitia. Wassalam, yang lemah ( Muhaimin Khairul Amin)