Jemaat Ahmadiyah Indonesia tidak memberikan pengerahan kepada warganya terhadap salah satu kandidat capres cawapres.
ADALAH jadwal dari Maulana Zafrullah Ahmad Pontoh untuk memberikan khotbah jumat di Masjid Alhidayah Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (6/6).
Maulana Zafrullah adalah juru bicara resmi dari organisasi jamaah muslim Ahmadiyah di Indonesia atau Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).
Saat pukul 11.53 WIB, adzan pertama mengumandang. Disusul adzan kedua pada lima belas menit kemudian. Hingga, Maulana Zafrullah Ahmad Pontoh berdiri dan memberikan khotbahnya.
Maulana Zafrullah memberikan khotbah pertamanyanya, berisi nasihat-nasihat kepada warga jamaah muslim Ahmadiyah Indonesia yang memadati masjid yang letaknya berada di Jalan Balikpapan I tersebut.
Masjid Alhidayah terbagi dua lantai. Siang itu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, lantai pertamanya dipadati kaum laki-laki sedangkan pada lantai kedua dipadati kaum perempuan.
Lebih dari limabelas menit, khotbah pertama kelar. Ketika menginjak ke khotbah yang kedua–terakhir–sebelum menutup khotbah jumat, Maulana ada menyampaikan pesan terkait hajatan nasional pilpres 9 Juli 2014.
Maulana Zafrullah menyampaikan bahwa JAI menggunakan sikap netralnya dalam Pemilu Presiden 9 Juli mendatang.
Hal ini juga yang ternyata–lima hari kemudian–dikutip KOMPAS.com, Selasa (10/6) lalu.
Maulana Zafrullah mengatakan, kita tidak mengarahkan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa maupun Joko Widodo-Jusuf Kalla.
“Berkenaan dengan perhelatan nasional, kami dari Jemaat Ahmadiyah Indonesia tidak memberikan pengerahan kepada warganya terhadap salah satu kandidat,” kata Maulana Zafrullah.
Maulana Zafrullah menyampaikannya saat berada di Kantor Human Rights Working Group, Jakarta, Selasa (10/6/2014).
Menurut Maulana Zafrullah, JAI hanya memberikan pemahaman kepada warganya untuk cerdas dalam memilih capres dan cawapres yang memberikan manfaat kepada setiap warga negara, termasuk warga Ahmadiyah Indonesia.
Maulana Zafrullah menyatakan, setiap warga Ahmadiyah Indonesia bertanggung jawab untuk memilih calon yang mengusung kepentingan setiap warga negara.
“Harapan kita bahwa dengan memilih calon seperti itu, maka setiap warga negara akan mendapatkan hak-haknya sesuai konstitusi dan undang-undang yang berlaku,” ucapnya.
Maulana Zafrullah juga menyatakan, kebebasan beragama, berorganisasi, dan berkeyakinan sudah dijamin dalam konstitusi. Dia berharap pemimpin yang terpilih nantinya adalah pemimpin yang mampu mengayomi setiap warga negara.
Warga muslim Ahmadiyah Indonesia, kata Maulana Zafrullah, saat ini secara resmi berjumlah sekitar 500 ribu jiwa.
Terkait adanya klaim warga Ahmadiyah sekitar 2 setengah juta atau 7 setengah juta, Maulana Zafrullah pun tak berani membantahnya.
“Yang pasti, yang terbanyak itu berada di Pulau Jawa,” tandas Maulana Zafrullah.
KOMPAS.com | DMX | WA