AHMADIYAH bukan organisasi politik, sehingga mereka tetap netral dalam pemilu presiden 2014.
TEMPO.CO, Mataram – Warga Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) di penampungan pengungsi, Asrama Transito Mataram, mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 12 Lingkungan Majeluk Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu, 9 Juli 2014.
Ketua TPS 12 Sayuti mengatakan ada 69 warga JAI yang mencoblos di TPS 12.
Sebenarnya ada 75 warga Ahmadiyah JAI yang berhak memilih, “Tetapi enam orang JAI mendapatkan TPS yang lain,” kata Sayuti.
Mubalig Ahmadiyah JAI Mataram, Basirudin, 31 tahun, setelah mencoblos, mengatakan dia berharap presiden terpilih bisa membawa perubahan. “Terutama untuk warga JAI,” ujarnya.
Menurut Basirudin, Ahmadiyah JAI bukan organisasi politik, sehingga mereka tetap netral dalam pemilu presiden 2014. Pengurus Besar JAI pun tidak menetapkan pilihan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang mereka dukung. Pengurus Besar JAI hanya mengimbau jemaahnya memilih calon yang menjaga keutuhan pilar kebangsaaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Warga JAI lain, Makrifudin, 65 tahun, dan istrinya, Baiq Mastun, 65, mengaku mencoblos pasangan nomor urut dua, Jokowi-Jusuf Kalla. “Kami butuh perlindungan keadilan untuk masyarakat,” kata Makrifudin, yang meninggalkan kampung mereka di Lombok Timur pada 2002.
Di beberapa tempat di sekitar gedung Asrama Transito Mataram memang terdapat stiker bergambar pasangan nomor urut dua yang dipasang sejak masa kampanye lalu. Warga JAI lain, Haji Mahmuludin, 73 tahun, terlihat mengenakan kaus Partai Demokrat. Dia tertawa ketika ditanya ihwal pilihannya. “Rahasia. Pilihan yang bagus, yang bisa mengayomi kami,” ujarnya.
SUPRIYANTHO KHAFID