Yogyakarta – Sekretaris Tablig Jemaat Ahmadiyah Yogyakarta M. Ghifari Misbahudin menjadi pembicara dalam dialog lintas iman di St. Paul Major Seminari, Kaliurang, Minggu (13/11/2022). Pemuda Ahmadiyah tersebut memaparkan materi seputar toleransi dalam Islam.
Kehadirannya tidak lepas dari peran Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) dari Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) yang mengundangnya secara langsung untuk menjadi pembicara. Selain itu kedekatan Ahmadiyah dengan UKDW telah terjalin dengan baik. Terbukti dari keduanya yang telah berkali-kali saling berkunjung, baik pihak Ahmadiyah kepada UKDW dan sebaliknya.
Mengawali acara tersebut, Ghifari mengutip sebuah ayat Al-Quran surah An-Nahl: 93 yang di dalamnya menerangkan tentang keberagaman yang merupakan sebuah keniscayaan.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya saling menghargai satu sama lain dengan sikap moderat.
“Betapa pentingnya hidup moderat dalam keberagaman maupun dalam hidup beragama,” katanya.
Selanjutnya, Ghifari menjelaskan tentang piagam Madinah. Ia menyebut, piagam tersebut merupakan bukti nyata ajaran Rasulullah SAW tentang toleransi yang juga menjadi gambaran terhadap ajaran Islam yang sesungguhnya.
“Dalam perumusan Piagam Madinah (perjanjian antara muslimin dan juga masyarakat Yatsrib yang majemuk) terdapat perumusan prinsip-prinsip yang agung. Salah satu contohnya prinsip perjanjian egalitarian yang tercantum dalam pasal satu Piagam Madinah; sesungguhnya mereka satu umat, lain dari (komunitas) manusia lain,” lanjutnya.
Sejalan dengan itu, Tokoh Spiritual atau Kerohanian Sapto Darmo Dr. Sukamto juga menjelaskan hal yang sama berdasarkan keyakinan yang dianutnya.
“Dalam ajaran Sapto Darmo, salah satu poin penting dalam ajaran ini adalah agar setiap anggota penghayat bisa bermanfaat bagi manusia lainnya,” ucapnya.
Begitu pun yang disampaikan Romo Lazarus Bambang Sucanto. Ia mengatakan bahwa toleransi merupakan ajaran yang berasal dari Sang Maha Pencipta.
“Toleransi berasal dari kasih Allah,” ucapnya.
Tercatat sebanyak 30 orang dari latar belakang berbeda turut hadir mendengarkan pemaparan ketiga narasumber. Yang mana dari pemaparan tiga narasumber tersebut, dari Islam, Penghayat Sapto Darmo dan Katolik, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat titik temu mengenai pentingnya hidup bertoleransi dan moderasi beragama.
Kontributor: Umar Farooq Zafrullah
Editor: Rafi Assamar, Mubarak