Jakarta – AMLA Indonesia mewakili Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) menerima undangan dari Setara Institute untuk menghadiri Seminar Peluncuran Laporan Penelitian Desain Transformasi Polri, Rabu 9 Oktober 2024.
Selain JAI, turut hadir juga perwakilan dari Kementerian dan lembaga negara, perguruan tinggi, kedutaan besar negara sahabat, lembaga riset, ormas dan jurnalis.
Kegiatan ini dilakukan oleh Setara Institue sebagai sebuah organisasi riset dan advokasi kebijakan yang berfokus kepada penguatan rule of law dan reformasi sektor keamanan untuk mendukung Visi Indonesia Emas 2045.
Hasil studi tersebut diterbitkan kedalam sebuah buku berjudul ‘Desain Transformasi Polri’.
“Buku ini merupakan respon atas diagnosis masalah-masalah yang ada dalam institusi Polri. Setara Institute berharap Polri akan menindaklanjuti hasil temuan tersebut secara responsif tidak hanya secara artifisial saja” Sambutan dari Ismail Hasani, Dosen Hukum Tata Negara UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Direktur Riset Setara Institute.
Peluncuran buku ini juga sebagai masukan yang diberikan oleh Setara Institute untuk menyusun grand strategy baru Polri mulai tahun 2025-2045 untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Setara Institute mencatat terdapat 130 permasalahan dalam tubuh Polri yang menghambat upaya reformasi.
Permasalahan tersebut didapatkan melalui pemetaan aspirasi publik, baik yang terdapat di media sosial, pemberitaan media, maupun keterlibatan advokasi Setara dalam isu terkait.
Akar permasalahan tersebut bisa dibagi kedalam 3 aspek yaitu personel, sistem dan struktur, dan hubungan eksternal. Jika diringkas, kondisi Polri saat ini menghadapi tantangan serius pada aspek penegakan hukum yang belum demokratis, keterbatasan integritas, pelayanan publik yang belum responsif dan tata kelola kelembagaan yang belum transformatif, sehingga reformasi Polri saat ini belum menunjukan perubahan signifikan.
Setara Instiutte kemudian mengeluarkan 50 rekomendasi aksi strategis yang dapat menjadi agenda prioritas Polri.
Aksi strategis ini bukan hanya ditujukan untuk menjawab 130 masalah yang mengemuka dan rendahnya penilaian ahli pada kinerja actual Polri, tetapi yang utama adalah guna memperkuat kontribusi institusi Polri mendukung gagasan Indonesia Emas 2045.
Meskipun saat ini tingkat kepuasan masyarakat terhadap Polri mengalami tren menurun, akan tetapi masyarakat tetap melihat harapan dalam penegakan hukum yang dilakukan Polri. Oleh karena itu, momen Indonesia Emas 2045 juga menjadi harapan masyarakat untuk mewujudkan Polri Emas.
Pada saat itu, Polri harus sudah menyelesaikan permasalahan dirinya sendiri dan sudah mulai berfokus melihat ancaman-ancaman yang timbul dari luar tubuh Polri.
Perwakilan AMLA Indonesia, Shakqel Ahmad menyambut baik baik hasil dari seminar ini dan mengapresiasi peran Setara Institute.
“Dengan adanya hasil riset dari setara institute untuk transformasi Polri, hal ini menjadi bukti bahwa Polri tidak anti kritik dan bersedia membuka ruang diskusi dengan pihak lain, “ujarnya.
“Kami dari AMLA Indonesia dan juga sebagai masyarakat sipil akan mengawal proses ini bersama dengan pihak lainnya demi terwujudnya Polri sebagai penegak hukum yang objektif, berintegritas, dan demokratis untuk menjamin kehidupan bermasyarakat,” pungkas Shakqel. *