Tasikmalaya– Fenomena “Generasi Stroberi” yang menggambarkan kecenderungan generasi muda yang mudah menyerah dan kurang memiliki ketahanan mental, menjadi tantangan signifikan dalam pembentukan karakter anak-anak Waqf-e-Nou.
Hal ini diungkap Tim Career Planning Pusat Waqf e Nou Syahidah Amatun Nisa saat ditemui tim Warta Ahmadiyah pada Minggu, 26 November 2023.
Dia menyoroti kebutuhan mendesak untuk melawan tren tersebut guna menciptakan generasi yang tangguh dan kuat.
“Generasi Stroberi mencerminkan kelemahan dalam ketahanan mental generasi muda,” kata Nisa.
Menurutnya, anak Waqf-e-Nou diperlukan berperan aktif dalam misa menyebarkan ajaran Islam sebagaimana menjadi misi utama dari Jemaat Ahmadiyah.
“Bagi anak-anak Waqf-e-Nou, kami berharap agar mereka tidak mengikuti tren ini, tetapi tumbuh sebagai generasi yang memiliki kekuatan mental, khususnya untuk berperan aktif dalam misi Jemaat yang memerlukan ketahanan dan kekuatan,” lanjut Nisa.
Peran orang tua dalam menghadapi tantangan ini menjadi sangat penting.
Orang tua dinilai perlu meningkatkan literasi, memperbarui pola pendidikan dan asuh, serta memberikan dukungan spiritual yang kuat kepada anak-anak agar tidak tumbuh sebagai generasi yang mudah menyerah.
Ini juga menjadi fokus dalam upaya untuk menciptakan generasi Wakaf-e-Nou yang berani dan siap berkontribusi bagi kemajuan Jemaat.
Hal ini dibahas secara khusus dalam acara “Waqf-e-Nou Parents’ Day 2.0” yang diselenggarakan pada Minggu, 26 November 2023 di Mesjid Baitur Rahim, Desa Cipakat, Singaparna, Tasikmalaya.
Acara ini diharapkan menjadi platform bagi orang tua, anggota Wakaf-e-Nou, dan komunitas terkait untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang bagaimana menciptakan generasi yang kuat, tangguh, serta siap berkhidmat bagi Jemaat dan masyarakat.