Semarang– Kyai Taslim Syahlan sebut akan maksimalkan peran FKUB dalam meminimalisir potensi konflik di masyarakat dengan mengedepankan nilai moderasi beragama.
“Ini penting karena berfungsi untuk mendeteksi dini, mengantisipasi ketika ada kemungkinan gesekan-gesekan atau kesalahpahaman di dalam lalu lintas beragama di tingkat grassroot, sehingga kita punya infrastruktur sosial yang sampai ke bawah,” katanya seusai Sarasehan Kebangsaan di Pondok Pesantren Al Manshur Wonosobo pada Selasa 10 Oktober 2023.
Dalam pernyataannya, Ketua FKUB Jateng menggambarkan komitmen FKUB dalam memelihara kerukunan serta mempromosikan toleransi dan keharmonisan di Provinsi Jawa Tengah.
Salah satunya dengan menggelar “Sarasehan Kebangsaan” di dua tempat berbeda, yakni Semarang dan Wonosobo, dalam memperkuat peran agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Sehingga tidak lagi ke depan mudah-mudahan faham-faham yang berbeda yang boleh hidup di wilayah Jawa Tengah dan seluruh tanah air Indonesia ini harus terus berdampingan,” lanjutnya.
Acara yang berlangsung pada tanggal 9 dan 10 Oktober 2023 ini memiliki fokus pada dua tema utama. Pertama, “Agama dan Budaya dalam Membangun Peradaban Bangsa,” yang digelar di Vihara Tanah Putih Semarang, dan kedua, “Praktik Baik Moderasi Beragama di Aras Lokal,” yang berlangsung di Ponpes Al Mashur Kabupaten Wonosobo.
Dalam rangkaian acara tersebut, FKUB Jateng menghadirkan narasumber utama, Mantan Menteri Agama 2014-2019 Lukman Hakim Syaifuddin. Juga tokoh agama Buddha Bhante Dhammasubo Mahathera dan Ketua FKUB Jateng Kyai Taslim Syahlan.
Sarasehan ini bertujuan untuk merangsang pemikiran dan tindakan dalam menjaga kerukunan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Diketahui, FKUB Jateng bertekad mempromosikan saling menghormati, toleransi, dan kesetaraan di antara berbagai kelompok umat beragama.
Melalui kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan tokoh agama, FKUB Jateng berkomitmen menciptakan lingkungan yang mendukung kerukunan dan perdamaian.
Hal ini menjadikan FKUB sebagai wadah bagi moderasi umat beragama, dan merajut persatuan di tengah keragaman.
Sarasehan ini kolabolarasi FKUB Jawa Tengah dengan Vihara Tanah Putih Semarang, Pemerintah Kabupaten Wonosobo dan Komunitas Bhineka dan organsisasi masyarakat lainnya.
Dihadiri oleh hampir 700 peserta dari dua lokasi tersebut, menunjukan warga begitu antus dalam menguatkan nilai kebangsaan.
“Kalau boleh saya sebut FKUB itu adalah rumah moderasi umat beragama. Karena itu inilah yang terus kita kenalkan, kita sosialisasikan, kita kampanyekan,” pungkas Kyai Taslim Syahlan.
Hadir pula, Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI Supriyadi, Pengurus FKUB Provinsi Jawa Tengah, anggota ormas, siswa sekolah, dan banyak lagi. Keberagaman kelompok keagamaan, seperti Ahmadiyah, Syiah, NU, dan lainnya, juga ikut serta dalam sarasehan ini.