Sejumlah peserta yang berasal dari organisasi pemuda Islam, salah satunya AMSA Bandung sepakat bahwa budaya dan agama dapat berjalan beriringan.
BANDUNG – Puluhan anak muda Bandung dari berbagai organisasi dan latar belakang belakang agama berbeda menggelar diskusi keagamaan bertajuk Kafe Religi, Rabu (15/6/2016) di tepi Danau Arboretum UNPAD Jatinangor. Dalam suasana santai tapi serius khas anak muda, diskusi yang digagas Komunitas Interfaith (KONI) Jatinangor ini membahas mengenai budaya dan agama.
Sejumlah peserta yang berasal dari organisasi pemuda Islam, salah satunya AMSA Bandung sepakat bahwa budaya dan agama dapat berjalan beriringan serta perbedaan tata cara peribadatan bukan mengaruskan Indonesia menjadi negara Islam. Dalam kesempatan ini selain dihadiri berbagai organsiasi pemuda Islam seperti AMSA, KMNU, PMII, dan Pemuda Syiah hadir juga salah satu tokoh NU Jawa Barat, H. Kiagus Zaenal Mubarok.
Sebagai tokoh Islam di tanah Pasundan, ia menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan para pemuda pemudi penerus pembangunan Kota Bandung ini.
baca juga : [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/bandung/feed/” number=”3″]
Perwakilan AMSA Bandung yang hadir dalam kegiatan ini, Taufik Khalid Ahmad menyampaikan harapannya agar isu agama tidak dijadikan alat kepentingan politik atau sejumlah golongan. Menurut mahasiswa Universitas Padjajaran tersebut menyerang kaum minoritas sebagai pengalihan isu merupakan cara yang keji.
“Senjata kita adalah doa sesuai perintah khalifah,” kata Taufik.
Kontributor : Sofia Farzanah
Editor : Talhah Lukman Ahmad