Jemaat Ahmadiyah Medan yang diwakili oleh LI dan Khuddam Medan menerima rombongan yang terdiri dari 21 orang pada hari Selasa (28/01) di Masjid Mubarak. Rombongan ini terdiri dari 3 orang perwakilan ASB (Aliansi SUMUT Bersatu) dan 17 orang Mahasiswa UINSU jurusan Sosiologi Agama.
“Kunjungan kali ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang sebenarnya dari pihak Ahmadiyah dan supaya para mahasiswa dapat belajar tentang Ahmadiyah dari sumbernya langsung untuk keperluan studi mereka”, demikian ungkap Ibu Ira, yang merupakan Direktur ASB yang baru.
Selaku Moderator acara, selanjutnya Prisa Mediani mempersilahkan Mln. Muhammad Idris untuk memberikan kata sambutan sekaligus memaparkan materi yang telah dipersiapkan. Mln. Idris menyampaikan banyak terima kasih terutama kepada ASB yang telah menginisiasi terjadinya acara dialog ini. “Tabayyun adalah tradisi di dalam Islam yang harus menjadi kebiasaan setiap Muslim bila menjumpai satu hal yang membutuhkan klarifikasi langsung dari sumbernya”, demikian ungkap Mln. Idris. Beliau juga mengucapkan selamat atas terpilihnya Bu Ira selaku Direktur ASB yang baru.
Kurang lebih 45 menit Mln. Idris menjelaskan melalui slide yang sudah dipersiapkan mengenai sejarah Ahmadiyah, akidah ahmadiyah, konsep khilafat Ahmadiyah, legalitas Jamaat Ahmadiyah Indonesia dan kiprah Ahmadiyah dalam perjuangan kemerdekaan serta pengkhidmatan kepada kemanusiaan. Setelah selesai dengan pemaparan materinya, Moderator mempersilahkan hadirin untuk mengajukan pertanyaan serta memberikan statement atas pemaparan dari Pembicara.
Terjadi diskusi yang cukup hangat dengan peserta acara dialog. Pertanyaan seputar masalah akidah yang meminta klarifikasi langsung dari pembicara maupun masalah eksistensi Ahmadiyah serta tantangannya di Indonesia. Bapak Hasmar Siregar selaku Ketua Jamaat Ahmadiyah Medan juga turut memberikan testimoni mengenai pengalaman beliau masuk bergabung ke dalam Jamaat Islam Ahmadiyah.
Tidak terasa azan ashar pun terdengar yang menandakan acara dialog harus dihentikan terlebih dahulu. Para peserta dialog pun memanfaatkan waktu ini untuk menunaikan sholat ashar berjama’ah di Masjid Mubarak. Acara dibuka kembali dengan agenda melanjutkan acara diskusi dan penutupan acara.
Dalam kesan dan pesannya, Reza mengatakan bahwa sebelum berjumpa langsung dan mendapatkan informasi yang sangat jelas tentang Ahmadiyah, dia pun berpikir sama dengan masyarakat lainnya yang belum mendapatkan pencerahan secara langsung. Saat ini dia menjadi saksi bahwa Ahmadiyah tidak seperti yang dituduhkan oleh orang-orang tersebut. Bahkan dia meminta kepada para peserta diskusi bila menemui informasi yang salah tentang Ahmadiyah, supaya diluruskan atau setidaknya meminta mereka langsung tabayyun ke pihak Ahmadiyah.
Caroline mewakili ASB menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang sangat baik ini dan meminta para Mahasiswa untuk bisa meneruskan informasi yang didapat saat ini kepada mereka yang belum mengenal Ahmadiyah. Itu menjadi tugas para mahasiswa jurusan Sosiologi Agama, ungkapnya. Acara ditutup dengan closing statement oleh Mln. Idris yang mengingatkan bahwa ruang perjumpaan seperti ini perlu untuk diperbanyak sebagai sarana menumbuhkan sikap toleransi yang didasari oleh kasih sayang serta sikap saling menghargai. Kemudian acara ditutup dengan mengutip sabda Sayyidina Ali (ra) yang mengatakan dia yang bukan saudara dalam iman adalah saudara dalam kemanusiaan.
Kontributor: Abdal Sitepu