Depok- Lajnah Imaillah sejak 12 tahun silam turut berperan sebagai penjaga masjid Al Hidayah, yang dikelola oleh Ahmadiyah Depok. Hingga saat ini Masjid tersebut masih disegel oleh pemerintah kota setempat.
Peran Lajnah Imaillah atau Perempuan Ahmadiyah tersebut diantaranya menjaga ruh dan jiwa rumah ibadah. Hal itu disampaikan oleh sesepuh Lajnah Imaillah Depok, Rita Kohongia.
“Sejak itu, kami (Lajnah Imaillah) menjaga masjid, setiap hari kami tadarus dan salat di sini,” ungkapnya kepada Warta Ahmadiyah selepas salat Idul Adha.
Namun, di tengah semangat mereka dalam berkontribusi, masjid Al Hidayah telah disegel selama 12 tahun.
Menurut perempuan usia 69 tahun itu, perempuan Ahmadiyah juga mengambil peran aktif dalam menjaga masjidnya.
“Ketika terjadi penyegelan pertama kali, mungkin beberapa kali penyegelan, Perempuan Lajnah Imaillah maju untuk melawan petugas keamanan. Karena kalau dengan pria, pasti akan terjadi pertikaian fisik,” ungkap Ibu Rita.
Perempuan Ahmadiyah memainkan peran penting dalam melawan penyegelan masjid dengan kelembutan yang efektif dalam menghadapi kekerasan.
“Penjaga masjid seharusnya perempuan karena mereka dapat menghadapi kekerasan dengan kelembutan, bukan dengan kekerasan fisik. Kita juga ibu-ibu, sudah tidak mungkin melawan mereka dengan kekerasan fisik. Ruh perempuan lebih kuat dalam pengorbanannya,” tambahnya.
Meskipun masjid tersebut masih tersegel, perempuan Ahmadiyah terus memperjuangkan ajaran agama dan menggelar berbagai kegiatan keagamaan di Masjid Al hidayah.
“Kami yang jaga kemarin itu ibu-ibu tua karena memiliki jiwa keibuan yang kuat. Kami memperkuat dengan kelembutan. Kami adalah kelembutan, bukan kekerasan,” papar Ibu Rita.
Perempuan Ahmadiyah juga mengutamakan pendidikan agama dalam keluarga dan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar agama.
Mereka terus maju dalam mengembangkan jemaat dengan program-program seperti tadarus dan pengajian.
Meskipun tersegel selama lebih dari satu dekade, perempuan Ahmadiyah tetap teguh dalam menjalankan peran penting mereka sebagai penjaga dan penggerak masjid Al Hidayah di Depok.
Mereka membuktikan bahwa kelembutan dan pengorbanan perempuan mampu mengatasi rintangan dan mempertahankan roh keagamaan yang kuat.
Tidak hanya itu, pada acara besar seperti lebaran, para ibu juga menjadi juru masak untuk semua Anggota JAI Depok.
Ia mengaku, bersama ibu-ibu lainnya bertanggung jawab menyediakan makanan bagi panitia, khususnya dalam mengolah daging hewan kurban.
“Kita sisihkan sedikit untuk panitia, itu kita masak untuk mereka. Untuk seluruh panitia atau kadang-kadang juga ada yang anggota lain lagi nunggu, nah itu juga mereka ikut makan. Jadi tidak terbatas di panitia aja,” pungkas Rita.