Selasa, (18/2/2020). Lajnah Imaillah DKI Jakarta mengadakan kunjungan ke sebuah panti jompo di bilangan Jakarta Timur. Sasana Tresna Werdha nama panti itu berada di Jalan Masjid At-Taufik, Ciracas, Jakarta Timur.
Panti Werdha ini memiliki lahan yg cukup luas. Selain kantor terdapat 4 blok gedung, masing-masing terdiri dari 2 lantai, yang menjadi tempat tinggal lansia. Ada pula masjid, aula yang juga difungsikan sebagai tempat ibadah umat nasrani, serta dapur. Tidak ketinggalan taman yg teduh tempat oma dan opa bersantai.
Panti milik Departemen Sosial DKI Jakarta itu merawat 250 orang lansia, pria dan wanita, dengan berbagai latar belakang. Selain yang dititipkan oleh keluarga dengan berbagai alasan, panti ini juga merawat lansia yang terlantar, sebatang kara dan gangguan kejiwaan.
Di sini kebutuhan dasar hidup mereka dipenuhi, mereka rutin berolahraga, beribadah, mendapatkan pemeriksaan kesehatan serta pemeriksaan kejiwaan oleh psikiater.
Seperti pada hari ketika Lajnah Imaillah DKI Jakarta berkunjung. Memasuki halaman panti tampak berkerumun oma dan opa sedang bercanda ditemani para perawat.
Wajah mereka tampak ceria usai berolahraga pagi. Kebalikannya di salah satu sudut halaman tampak beberapa lansia duduk dengan wajah sendu, tatapan kosong yang menandakan mereka butuh penanganan khusus untuk kejiwaannya. Terenyuh melihatnya.
Sesaat kemudian, setelah menemui pengurus panti, rombongan lajnah bergerak menuju aula pertemuan dengan membawa 250 bingkisan snack yg telah disiapkan oleh 7 cabang untuk dihadiahkan kepada para lansia.
Sengaja dipilih hari Selasa karena hari itu adalah hari para lansia berkumpul mengadakan panggung gembira. Dan benar saja tidak berapa lama oma dan opa mulai berdatangan memenuhi ruangan aula.
Kami langsung berbaur dengan mereka. Musik diperdengarkan dan tanpa dikomando oma dan opa langsung menari dengan riang gembira. Seorang Lajnah berinisiatif mengajak menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang dapat dinyanyikan dengan baik oleh para lansia. Kami terhibur sekali dengan penampilan mereka, namun di balik hati ini kami menangis. Sebuah rasa yang sulit untuk diungkapkan.
Setelah puas menari, pengurus panti resmi menyambut rombongan Lajnah Imaillah DKI Jakarta. Ibu Siti Komariah wakil pengurus panti dalam sambutannya menyampaikan informasi tentang kegiatan-kegiatan yg dilaksanakan setiap hari seperti pengajian, ibadah, olahraga, kesenian angklung dan keterampilan.
Beberapa lansia juga aktif membantu menyiapkan masakan di dapur. Selain itu Ibu Siti juga menjelaskan keadaan serta kebutuhan para lansia di panti yang secara umum sudah terpenuhi dari anggaran daerah dan donatur.
Suasana berubah menjadi hening dan haru ketika Ketua Daerah Lajnah Imaillah DKI Jakarta memberikan sambutan dan mempersembahkan sebuah puisi dadakan yang bercerita tentang sosok Ayah dan Ibu.
Air mata bercucuran, termasuk para lansia. Seorang kakek menggenggam erat tangan ketua daerah, sambil memandang penuh keharuan, wajahnya berubah menjadi sendu. Seorang nenek tertunduk menutup wajahnya sambil menangis. Sudut mata yg hadir dibasahi air mata.
Suasana haru kembali terjadi kala para Lajnah membagikan bingkisan kepada lansia yang tidak hadir di aula. Mereka yang sudah tidak mampu untuk berjalan. Hari-harinya lebih banyak dihabiskan di tempat tidur dan bergantung pada perawat.
Sebuah bingkisan, sebuah sapaan, sebuah sentuhan mampu membuat mereka bahagia. Mereka langsung membuka dan memakan kue bingkisan dengan lahap. Seorang nenek yang tergolek berbisik : “Sering-sering datang ke sini. Sini tidur di sini…” katanya sambil menepuk-nepuk kasur.
Lain lagi dengan Ibu Ida dan Azizah anggota Lajnah Imaillah Jakarta Barat. Mereka tidak kuasa menahan tangis saat menyaksikan seorang nenek tengah dibersihkan oleh perawat. Selayaknya anaklah yang merawatnya. Ibu Ida merasa bersyukur sampai saat ini dapat merawat Sang Ibu yang sudah sangat sepuh. Juga sangat bersyukur sebagai orangtua senantiasa dikelilingi oleh anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Hal yang sama juga dirasakan oleh para lajnah muda dan lansia yang turut hadir dalam kunjungan tersebut.
Waktu beranjak siang, rombongan Lajnah Imaillah DKI Jakarta beranjak meninggalkan panti jompo Sasana Tresna Werdha membawa banyak pelajaran. Pelajaran untuk berempati kepada sesama khususnya lansia. Pelajaran bagi yang masih memiliki orang tua agar bersikap baik kepada orang tua dan bersyukur kepada Allah diberikan kesempatan untuk mengkhidmati orang tua. Pelajaran untuk bersyukur kepada Allah karena di usia senja anak-anak senantiasa ada dan memberikan perhatian serta kasih sayang.