Banjarmasin, (14/11). Bertempat di salah satu hotel berbintang hadir sekitar 80 orang tamu undangan dari berbagai aliansi dan organisasai agama termasuk Lajnah Imaillah Banjarmasin yg diwakili oleh Ny. Maimunah.
Sehubungan dengan tren radikalisme yang sudah mulai melibatkan kaum perempuan dan anak-anak, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme(BNPT) RI bersama Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Kalimantan Selatan mendorong kalangan perempuan untuk aktif sebagai agen perdamaian.
Kepala Sub Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT RI, Ny. Andi Intang mengatakan dalam pemaparannya bahwa perempuan memiliki peranan penting untuk memberikan pencerahan kepada keluarga. “Posisi perempuan sangat berberan penting dalam keluarga, perempuan memiliki tugas mendidik dan membentuk karakter anak dikeluarga. Perempuan juga harus memiliki kewaspadaan diri, sebab saat ini banyak perempuan yang menjadi korban oleh suami yang telah terpapar radikalisme. Saat ini perempuan dimanfaatkan baik menjadi korban ataupun pelaku, dulu perempuan hanya menjadi korban sekarang perempuan pun juga ikut terlibat sebagai pelaku terorisme”.
Ny. Andi juga mengajak seluruh kaum perempuan untuk terus membentengi diri dari paham radikalisme dan terorisme.
Narasumber berikutnya Ny. Siti Khadijah yang juga Ketua Bidang Perempuan dan Anak FKPT Kalsel mengatakan untuk bisa menjadi agen perdamaian, kaum perempuan di Kalsel juga harus melengkapi diri dengan pengetahuan dan perkembangan tegnologi terkini.
“Perempuan juga harus memiliki pemahaman terhadap ilmu baik agama ataupun umum,selain itu perempuan juga harus menguasai tegnologi, sehingga pengawasan terhadap anak lebih optimal agar anak tidak mudah terpengaruh paham radikalisme melalui gawai puntarnya.”
Ditempat yang sama juga Gusti Syahyar selaku Staf ahli Bidang Hukum dan Politik yang mewakili Gubernur Kalsel menerangkan terorisme adalah masalah bersama, tindakan terorisme menimbulkan keresahan bagi masyarakat luas. “Kita tidak boleh acuh terhadap masalah ini, masyarakat seringkali merasakan dampak dari terorisme, sudah semestinya kita memupuk sikaf toleransi yang lebih kuat serta menanamkan nilai-nilai gama yang penuh kasih dan damai yang bisa dimulai dari keluarga kita sendiri.
Setelah ishoma acara dilanjutkan kembali pukul 14.00 wita yang dikemas lebih santai oleh panitia dengan membagi para peserta menjadi beberapa kelompok untuk diskusi kelompok membahas beberapa kasus seorang perempua yang terpapar paham radikalisme dan terorisme.
Dari hasil diskusi masing-masing kelompok hampir semua kelompok menyimpulkan pendapat yang tidak jauh berbeda. Bahwa semua paham-paham radikalisme dan terorisme yang melibatkan perempuan semua bersumber dari pemahaman pengetahuan agama yang keliru.
Kegiatan Perempuan Agen Perdamaian selanjutnya ditutup dengan pemaparan Ny. Soraya Kamaruzzaman dari Aceh yang juga turut menyemangati para peserta untuk terus bersemangat dan siap menyebarkan misi perdamaian melalui media dan sarana apapun.
Acara selesai pukul 16.30 wita yang ditutup dengan foto bersama dan mengisi beberapa pertanyaan yang sudah disiapkan panitia pembagian sertifikat.
Kontributor : Ny. Maimunah / LI Banjarmasin