“Informasi yang jernih itu memang harus langsung dari sumbernya. Saya senang bisa datang ke Manislor dan bertemu teman-teman dari Ahmadiyah,” tutupnya.
KUNINGAN – Puluhan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) se-Kabupaten Tangerang Selatan dan Bekasi berkunjung ke Desa Manislor, Kabupaten Kuningan. Dalam kunjungan ini para guru dari tingkat SD hingga SMA tersebut menyambangi komunitas Jamaah Ahmadiyah Manislor. Seperti diketahui mayoritas warga Desa Manislor merupakan anggota Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI).
baca juga : [feed url=”http://warta-ahmadiyah.org/tag/manislor/feed/” number=”3″]
Kunjungan ini merupakan bagian dari penguatan wawasan toleransi di kalangan guru PAI. Merealisasikan program tersebut, guru PAI tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah ke atas menggali informasi tentang sejarah perkembangan Jamaah Ahmadiyah Manislor hingga kehidupan sehari-hari anggotanya. Baik sesama anggota JAI maupun dengan warga sekitar yang bukan anggota JAI.
Acara dibuka dengan pemaparan sejarah singkat Jamaah Ahmadiyah Manislor oleh Nurhalim, Ketua JAI Manislor dan sambutan Kepala Desa Manislor, Yusuf Ahmadi yang dilanjut dengan diskusi interaktif.
Yusuf, salah seorang peserta diskusi mempertanyakan mengapa Jamaah Ahmadiyah kerap kali didiskriminasikan.
Mubalgih JAI Manislor, Mln. Irfan Maulana mengatakan hal tersebut terjadi karena informasi yang beredar mengenai Ahmadiyah berasal bukan melalui sumber aslinya melainakan dari pihak atau kelompok intoleran yang tidak menyukai keberadaan Jamaah Ahmadiyah. Disinggung ada yang ditutup-tutupi oleh Jamaah Ahmadiyah dari kalangan umat Islam Indonesia, Mln. Irfan membantahnya.
“Kita dari Ahmadiyah menjelaskan secara terbuka dan apa adanya. Tidak ada yang ditutupi. Memang isu seperti ini sudah beredar sejak lama seakan menjadi opini publik karena selama ini informasi yang beredar berasal dari pihak yang antipati terhadap Ahmadiyah,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Kades Manislor, Yusuf Ahmadi membeberkan secara gamblang saat ditanya mengenai persfektif Khilafat Ahmadiyah. Menurutnya sosok Khalifah Ahmadiyah yang saat ini dipegang oleh Hazrat Masroor Ahmad atba. lebih bersifat rohani. Ia juga menyanyangkan diskriminasi yang dialami warga Ahmadiyah di beberapa wilayah termasuk di Kuningan serta isu yang berkembang menjadi komoditas politik.
Para pahlawan tanpa tanda jasa ini pun berkesempatan mengunjungi tabligh center milik Jamaah Ahmadiyah Manislor untuk diperkenalkan mengenai Ahmadiyah baik nasional maupun internasional langsung dari sumbernya dan nyata.
Sanusi, salah seorang peserta diskusi mengaku senang mendapat kesempatan mengunjungi dan mengenal Jamaah Ahmadiyah Manislor. Menurutnya tidak ada yang berbeda dari Ahmadiyah dengan kelompok Islam lainnya.
“Informasi yang jernih itu memang harus langsung dari sumbernya. Saya senang bisa datang ke Manislor dan bertemu teman-teman dari Ahmadiyah,” tutupnya.
Kontributor : Yoga Syukron
Editor : Talhah Lukman Ahmad