Jamaah Muslim Ahmadiyah Kanada memuji keputusan Pengadilan Tinggi Negara yang menolak permohonan Pemerintahan Harper yang mengajukan permohonan pelarangan cadar dalam kegiatan umum, dan dianggap sebagai kemenangan bagi kebebasan beragama.
Larangan terhadap cadar pertama kali mencuat pada tahun 2011 saat Zunera Ishaq, seorang imigran Pakistan, menolak untuk mengikuti kegiatan umum saat larangan tersebut diberlakukan pada tahun itu dan mengharuskannya melepas cadar. Hal ini memicu perselisihan di pengadilan yang berakhir dengan kekalahan Partai Konservatif, sebelum kemudian mereka mengajukan kembali permohonan pemberlakuan aturan tersebut yang kembali ditolak pada tanggal 16 September 2015.
“Kami sangat lega karena Pengadilan Tinggi Negara menjunjung tinggi prinsip kebebasan beragama. Sungguh suatu karunia, bisa tinggal di lingkungan yang bebas dan demokratis, sehingga pemerintah dan pengadilan bisa bersama mencapai keputusan untuk kebaikan banyak orang,” kata Lal Khan Malik, Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Kanada.
Peraturan tersebut, untuk saat ini, berarti memungkinkan wanita muslim Kanada yang mengenakan cadar bisa tetap turut serta dalam kegiatan umum pada saat Pemilihan Umum Kanada 19 Okyober mendatang.
Namun demikian, Partai Konservatif belum menyerah dalam upaya mereka melarang penggunaan cadar dalam kegiatan umum, mereka berjanji akan mengajukan banding hingga Mahkamah Agung, juga mengkampanyekan pemberlakuan aturan tersebut dalam waktu 100 hari jika mereka bisa memenangkan Pemilihan Umum 19 Oktober mendatang.
“Hal ini sangat bertentangan dengan segala hal yang berhubungan dengan status kewarganegaraan di Kanada,” demikian komentar Safwan Choudhry, juru bicara komunitas Muslim di Toronto, tentang upaya Pemerintah Harper untuk melarang cadar.
Menurut Choudhry, mantan Menteri Keimigrasian Jason Kenney menyebutkan bahwa cadar harus dilarang karena sehelai kain yang menutup wajah akan membuat orang-orang tidak bisa mendengar suara seorang wanita mengucapkan Sumpah Kewarganegaraannya dengan jelas. Dia (Choudhry) mengatakan bahwa hal tersebut tidak benar, pengguna cadar masih bisa saling mendengar suara masing-masing dengan jelas.
“Cadar bukan peredam suara,” kata Choudhry, “Menurut saya, yang saat ini sedang diperjuangkan adalah kebebasan beragama dan berekspresi di Kanada”.
Sementara beberapa sekte Muslim lebih ketat daripada sekte lainnya dalam menerapkan aturan penutup tubuh dan kepala, Choudhry mengatakan bahwa anggota Ahmadiyah lebih bebas memilih pakaian keagamaan yang ingin mereka kenakan.
“Harus menjadi keputusan mereka sendiri, sebagaimana selama ini (bagi waraga Kanada pada umumnya),” kata Choudhry. “Sejak dahulu, tidak pernah menjadi masalah bagi seseorang untuk mengenakan simbol keagamaan apapun”.
Meskipun begitu, dia memuji penolakan Pengadilan Tinggi terhadap permohonan pemerintah yang sejalan dengan nilai-nilai bangsa Kanada, dan menunjukkan bahwa Kanada sebagai negara yang bebas dan demokratis.
Pemimpin Partai Liberal Justin Trudeau juga ikut mendukung muslim Kanada dan mengkritik Stephen Harper yang mengangkat masalah cadar sebagai pemecah belah di tengah musim kampanye.
“Hal ini akan berlanjut ke masalah perpecahan politik dan bahkan akan menimbulkan rasa takut, dan hal ini tidak berharga bagi negeri yang beragam dan hebat seperti Kanada,” kata Trudeau dalam kampanyenya di Calgary, sebagaimana dikutip CBC. (STU/Dnz)
sumber : Ahmadiyya Muslim community hails Federal Court niqab decision as win for religious freedom