Inggris, Warta Ahmadiyah – Pemimpin Jemaat Ahmadiyah Internasional, Hadrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih V berdialog dengan delegasi Muslim Indonesia di Islamabad, Inggris pada Rabu 12 November 2025.
Pertemuan tersbut dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010 – 2021, Prof. Dr. Said Aqil Siraj.
Pertemuan tersebut fokus membahas tantangan utama umat Islam, yakni pentingnya persatuan dan bagaimana menjadikan perbedaan pandangan sebagai rahmat, bukan sumber perpecahan.
Baca juga: Bangun Semangat Toleransi, MKAI Depok Bersinergi dengan Pemuda NU
Dialog ini menjadi momen penting karena mempertemukan pemimpin Khilafat Ahmadiyah dengan tokoh sentral dari Ormas Islam terbesar di Indonesia.
Dimana Huzur memuji peran Indonesia sebagai negara Muslim terbesar dalam memimpin upaya kolektif ini.
Khalifah Ahmadiyah menegaskan bahwa fondasi persaudaraan sejati harus kembali pada prinsip dasar Al-Quran dan Sunnah, yang menyeru umat untuk bersatu pada kalimat yang sama.
Baca juga: Perkuat Kepedulian Sosial, Jemaat Ahmadiyah Manislor Warnai World Sight Day 2025
Huzur mengutip ayat: “Ta’alau ila kalimatinn sawwa’a bainana wa bainakum” (Marilah kita menuju kepada satu kalimat yang sama antara kami dan kamu), menekankan bahwa sebagai Muslim, perselisihan harus diselesaikan dengan merujuk pada prinsip Tuhan yang Esa, menerima Rasulullah, dan Al-Quran sebagai kitab syariat terakhir.

Huzur mendorong Kiai Said Aqil Siraj, serta para pemimpin Ormas dan politisi Indonesia, untuk memikul tanggung jawab besar dalam membentuk mentalitas umat.
Beliau menekankan pentingnya Indonesia terus menyuarakan pesan persatuan kepada dunia, mengajarkan esensi ajaran Islam yang sejati, yakni damai dan penuh kasih.
Baca juga: Masjid Jami Al Mubarak Jemaat Ahmadiyah Lenteng Agung Jadi Tuan Rumah Festival MTQ
Huzur menyoroti dua tantangan krusial: ekstremisme dan kemiskinan. Beliau menegaskan bahwa ekstremisme berakar dari kurangnya pengetahuan agama dan harus dibantah secara tegas oleh para ulama.
Sementara itu, kemiskinan hanya dapat diberantas melalui kepemimpinan yang jujur dan mendedikasikan diri untuk melayani rakyat, bukan mengejar kepentingan pribadi.
Pertemuan yang membahas tuntas resep persatuan ini kemudian diakhiri dengan sesi foto bersama Khalifah. *