Semarang- Pondok Damai 2025 kembali digelar sebagai ruang perjumpaan lintas iman yang bertujuan menumbuhkan semangat perdamaian, toleransi, dan persaudaraan di kalangan generasi muda.
Kegiatan ini diselenggarakan selama tiga hari, pada 25–27 April 2025, bertempat di Wisma Yohanes Keuskupan Agung Semarang, Gunung Pati, Kota Semarang.
Tahun ini, Pondok Damai melibatkan peserta dari berbagai latar belakang agama dan kepercayaan, termasuk Islam (dari berbagai aliran seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Ahmadiyah, dan Syiah), Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, serta komunitas penghayat kepercayaan.
Perwakilan Jemaat Ahmadiyah mengambil peran penting dalam kegiatan ini.
Tiga orang dari AMSAW dipercaya menjadi panitia inti, termasuk sebagai sie acara, yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoordinasikan seluruh rangkaian kegiatan,.
Mulai dari pembukaan, sesi berbagi pengalaman lintas agama, kunjungan ke rumah ibadah, kegiatan outbound, hingga penutupan acara. Selain itu, dua orang lainnya turut berpartisipasi sebagai peserta aktif.
“Pondok Damai adalah ruang aman untuk saling belajar, menyapa yang berbeda, dan membangun persahabatan. Kami berusaha merancang setiap kegiatan ini bertujuan untuk memupus prasangka sesuai dengan tema yang sudah panitia tentukan, dimana dari sesi pertama sampai sesi terakhir teman- teman peserta bisa berdialog dengan teman-teman yang berbeda agama dan kepercayaan, yang mana mereka bisa saling menghilangkan stigma negatif dari masing-masing agama. Semoga acara ini bisa bermanfaat dan juga menjadikan kota Semarang khususnya provinsi Jawa Tengah menjadi Provinsi atau Kota yang semakin toleran. ,” ungkap perwakilan sie acara.
Berbagai sesi yang dihadirkan antara lain membahas alasan peserta memilih agama atau kepercayaan masing-masing, pengalaman menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam berinteraksi dengan umat agama lain, serta kunjungan langsung ke rumah-rumah ibadah dan komunitas kepercayaan: Gereja GPdI Banyumanik, Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti Semarang, dan Joglo Sumarah (komunitas penghayat kepercayaan).
Keterlibatan aktif Jemaat Ahmadiyah mencerminkan komitmen mereka terhadap nilai-nilai perdamaian dan keberagaman.
Dengan mengambil peran sebagai panitia dan peserta, mereka turut memperkuat pesan bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan jembatan menuju persatuan yang harmoni