Sintang – Jemaat Ahmadiyah berharap adanya ruang toleransi yang lebih luas di Sintang, di mana semua kelompok dapat hidup berdampingan dengan damai tanpa menyoalkan perbedaan. Mereka ingin berdialog terbuka dan berkontribusi dalam kegiatan sosial bersama masyarakat.
Dalam pertemuan pada tanggal 11 Februari 2025 di Sekretariat Pastoran Paroki Sungai Durian, perwakilan Jemaat AhmadiyahMln. Sajid Ahmad Sutikno dan Muhtar Hadi—bersilaturahmi dengan RD. Antonius Isnadi, Pastor Kepala Paroki Sungai Durian.
Mereka membahas pentingnya membangun kebersamaan melalui kegiatan sosial.
Baca juga: Kampanyekan Hidup Sehat, Lajnah Imaillah Tanjung Medan Gowes Keliling Desa
Mereka menyoroti contoh di Wonosobo di bawah kepemimpinan Bupati Kholiq Arif, yang berhasil menciptakan toleransi dengan melibatkan semua kelompok dalam kegiatan sosial.
Dalam sebuah acara penanaman pohon, berbagai organisasi keagamaan berpartisipasi dan bendera mereka dikibarkan bersama, mencerminkan nilai keberagaman dan kebersamaan.
RD. Antonius Isnadi menekankan bahwa prasangka sering muncul karena kurangnya pemahaman.
Baca juga: Wisata Tarbiyat Warga Ahmadiyah Kampung Anam, Menjaga Ukhuwah dan Rajut Masa Depan
“Ketika masyarakat memiliki kesempatan berdialog, kecurigaan bisa hilang, dan persaudaraan dapat tumbuh. Jika ada persoalan hukum, penyelesaiannya harus melalui jalur yang benar, bukan dengan diskriminasi atau kekerasan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Romo Isnadi menegaskan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, tidak boleh ada kelompok yang merasa dipinggirkan.
“Kita harus bisa menyikapi perbedaan dengan bijak agar tidak carut-marut. Indonesia adalah bangsa yang majemuk, banyak kelompok berbeda harus bisa hidup bersama tanpa mempermasalahkan perbedaan,” katanya.
Ahmadiyah sendiri menegaskan bahwa mereka adalah organisasi berbadan hukum yang sah dan ingin berkontribusi dalam pembangunan Sintang.
Mereka berharap semua elemen masyarakat dapat bersatu dalam semangat kebersamaan, menjadikan keberagaman sebagai kekuatan untuk membangun daerah yang lebih harmonis.
Saat ini, toleransi di Sintang dinilai semakin baik. Ahmadiyah terus berupaya membuka diri, menjalin silaturahmi, serta berperan aktif dalam kegiatan sosial.
Sebagai bangsa majemuk, Indonesia harus menjaga keharmonisan antarumat beragama, mengelola perbedaan dengan bijak, dan memperkuat persatuan demi kedamaian.
Semangat kebersamaan dan toleransi menjadi kunci dalam membangun masyarakat yang harmonis. Ketika setiap individu dan kelompok saling menghormati, persatuan akan semakin kuat, dan keberagaman menjadi anugerah yang memperkaya kehidupan bersama.
Kontributor: Sajid Ahmad S
Editor: Talhah Lukman A