Yogyakarta– Pusat Pengarusutamaan Gender dan Hak Anak (P2GHA) Pusat Studi Wanita UIN Sunan Kalijaga melaksanakan kegiatan Seminar Nasional dengan tema ‘Inklusi Sosial: Sinergi Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Perlindungan Anak di Indonesia’.
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen pemangku kepentingan terhadap isu-isu inklusi sosial serta sinergi pengarusutamaan gender dan perlindungan anak di Indonesia, terutama upaya-upaya strategis dan mitigatif yang perlu dilakukan perguruan tinggi.
Acara ini dilaksanakan pada Jumat, 13 Desember 2024 di Ruang Pertemuan PAU Lantai 2, Gedung Prof KH Saifuddin Zuhri UIN Sunan Kalijaga.
Hadir memenuhi undangan tersebut sejumlah unsur organisasi perempuan, perguruan tinggi termasuk aktivis dan juga dua orang perempuan dari Jemaat Ahmadiyah Yogyakarta.
Dalam sambutannya Rektor UIN Sunan Kalijaga, Noorhaidi Hasan mengatakan bahwa di dunia kini, isu gender dan hak-hak anak sedikit tergeser oleh isu lainnya.
Salah seorang narasumber, Inayah Rohmaniyah yang merupakan Guru Besar UIN Sunan Kalijaga mengatakan dalam menghadapi tantangan PUG perlu melalui perhatian dan penguatan agensi milenial dan gen Z dengan edukasi, pendisiplinan, pelibatan sebagai laskar kejahatan seksual dan pendampingan.
Selain itu, penguatan lembaga dengan memastikan bahwa visi, misi maupun dokumen lembaga mengintegrasikan masalah gender, isu kekerasan seksual dan disabilitas.
Narasumber kedua Dosen Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga, Ro’fah yang juga pegiat inklusi mengatakan pendekatan agama masih dianggap paling relevan dalam penanggulangan kekerasan berbasis gender maupun anak.
Untuk Gen Z meniscayakan pendekatan baru yang berbasis anak, holistik, intergenerasi, kesetaraan dan inklusi.
Sebagai peserta seminar, acara tersebut memberikan kesan bahwa komunikasi orang tua dengan anak adalah faktor penting sebagai upaya menghindari anak dari kekerasan.
Sebagai orangtua yang memiliki anak Gen Z, penting untuk memberikan pemahaman pentingnya PUG dalam setiap aspek sosial yang dijalani dan sadar akan kekerasan anak yang sewaktu-waktu bisa mengancam mereka.
Harapan untuk acara selanjutnya bahwa upaya seminar inklusi PUG dan hak hak anak dapat dilaksanakan di tingkat kelurahan sehingga dapat menyentuh akar rumput.
Kontributor: Anies Mubarikah Sanusi
Editor: Talhah Lukman A