Yogyakarta – Tiga Pemuda Ahmadiyah Yogyakarta menghadiri undangan dari GPIB Marga Mulya Yogyakarta pada dialog lintas iman yang berlangsung pada Senin, 28 Oktober 2024.
Acara yang mengusung tema ‘Menabur Kasih, Menuai Damai’ ini dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT ke-76 GPIB dan HUT ke-167 gedung Gereja GPIB Marga Mulya, dihadiri oleh puluhan peserta dari berbagai institusi meliputi, UIN Sunan Kalijaga, Universitas Sanata Dharma, penganut Agama Baha’i, Kristen, Katolik, dan beberapa komunitas agama lainnya.
Empat orang narasumber yang hadir masing-masing menjelaskan konsep damai dan cinta kasih dalam perspektif agama-agama, yaitu Islam, Katolik, Kristen, dan Budha.
Keempat narasumber tersebut mengungkapkan beberapa kemiripan dalam menjelaskan konsep cinta kasih, bahwa cinta kasih adalah kondisi saat seseorang sadar ketika melihat orang lain yang sedang menderita dan dengan tulus berusaha untuk menolongnya.
Dalam Jemaat Ahmadiyah, konsep cinta kasih dapat dicerminkan dalam moto “Love for All Hatred for None” yakni Cinta untuk semua, “Kebencian tidak untuk siapapun” yang disampaikan oleh Khalifah Jemaat Muslim Ahmadiyah yang ketiga, Hazrat Mirza Nasir Ahmad rh.
Mengenai peran dialog antar agama, Pendeta A. Elga J. Sarapung mengungkapkan bahwa dialog antar agama bukan sekadar menjembatani perbedaan.
“Prasangka dan stereotip perlu dicairkan dengan dialog. Dialog menyajikan keterbukaan. Dialog bukan semata-mata untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dialog memegang peran penting dalam menjaga kedamaian antar umat beragama bahkan dalam hal sehari-hari.” tuturnya.
Dalam sesi tanya jawab, masing-masing narasumber menceritakan pengalaman pribadinya mengenai bukti nyata konsep cinta kasih menimbulkan perdamaian.
Selaku tuan rumah, Pendeta Bodyo Rajiv E. D. Hutagalung berharap kegiatan ini dapat menyadarkan kembali bahwa dalam mewujudkan damai dan sejahtera merupakan pekerjaan bersama, bukan hanya oleh satu kelompok agama tertentu.
Kegiatan diakhiri dengan doa penutup yang dipimpin oleh perwakilan Agama Kristen dan dokumentasi foto bersama.
Kontributor: Rifqi Arianto Qasid Ahmad
Editor: Devi Savitri