Yogyakarta – Jaringan Gusurian kembali menggelar acara peluncuran dan bedah buku yang kali ini membedah buku berjudul ‘Tuhan Akrab dengan Mereka’ .
Buku tersebut merupakan kumpulan tulisan Gus Dur tentang Toleransi dan Keberagaman. Acara ini dilaksanakan pada Kamis, 13 Juni 2024 di Teatrikal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Bedah buku ini menjadi ruang perjumpaan antara penggerak Gusdurian dan jejaring lokal dalam memberikan edukasi pada publik terutama isu-isu prioritas Jaringan Gusdurian, khususnya penguatan toleransi dan perdamaian.
Acara tersebut dihadiri oleh mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, para penggemar Gus Dur dan peserta lainnya dari berbagai kalangan yang tertarik dengan pemikiran tokoh tersebut.
Selain substansi acaranya yang menarik, kemasan acaranya ini juga menarik, diantaranya ramah lingkungan dan sehat.
Panitia menghimbau bagi semua peserta yang hadir membawa tumbler atau wadah minum sendiri karena panitia hanya menyediakan air isi ulang.
Panitia juga menyediakan snack buah-buahan, seperti pisang, pir, dan lainnya.
Acara peluncuran dan bedah buku ini menghadirkan 4 pembicara, yaitu Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama RI 2014-2019), Suster Andrea OP (Rohaniawan Katolik), Kalis Mardiasih (Penulis; Pegiat Isu Gender), dan Hairus Salim (Peneliti; Murid Gus Dur).
Diskusi dipandu oleh Ubay Rauf (Seknas Jaringan GUSDURian). Pembukaan disampaikan oleh Jay Akhmad (Koordinator Seknas Jaringan GUSDURian) dan Abdur Rozaki (Wakil Rektor III UIN Sunan Kalijaga).
Jay Akhmad menyampaikan bahwa yang dibahas dalam acara tersebut merupakan kumpulan tulisan Gus Dur dari berbagai media massa yang disusun oleh tim Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan GUSDURian.
Pembicara pertama, Kalis Mardiasih menyampaikan bahwa tulisan-tulisan Gus Dur selalu relevan sampai saat ini walaupun tulisan tersebut sudah berusia puluhan tahun.
Hairus Salim, pembicara kedua menyampaikan bahwa buku tersebut membahas hubungan pemeluk agama dengan karya sastra, mengingat buku yang sedang dibedah tersebut diambil dari salah satu judul tulisan Gus Dur di dalamnya.
Selanjutnya pembicara ketiga, Suster Andrea setelah membaca buku tersebut menyampaikan kekaguman beliau pada sosok Gus Dur.
Dirinya juga menyinggung pelajaran nilai yang didapatkannya dari sosok Gus Dur yaitu yang menghidupi nilai-nilai agama, termasuk nilai kemanusiaan dan nilai-nilai universal.
Sebagai penutup sesi, Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan kelebihan Gus Dur yang tidak dimiliki banyak orang pada umumnya.
Hal tersebut membuatnya mampu menghasilkan tulisan yang hingga saat ini tetap relevan. Lukman menambahkan, tulisan-tulisan Gus Dur memiliki makna toleransi yang luas.
Toleransi dalam pengertian Gus Dur inilah yang akhirnya menganut nilai kemanusiaan.
Lukman menyampaikan bahwa dengan kemanusiaan ini bisa berujung pada kemaslahatan atau kebaikan bersama) dan keadilan. Itu inti pokok yang diajarkan agama.
Dalam acara ini hadir Mln. Murtiyono Yusuf Ismail, Mubaligh Jemaat Ahmadiyah Daerah DI. Yogyakarta.
Dihubungi Warta Ahmadiyah, ia menyampaikan bahwa Gus Dur sosok Muslim dan Negarawan yang sangat pantas menjadi teladan.
Sebagai seorang Muslim, Gus Dur memahami betul nilai-nilai agama dan menyempurnakan iman dalam bentuk amaliahnya.
Sebagai seorang negarawan, menurut Mln. Murtiyono Yusuf Ismail, Gus Dur adalah seseorang yang lugas, berani, tegas dan konsisten dalam kata dan tindakan.
Gus Dur seorang pemimpin yang mampu memperjuangkan menghadirkan keadilan terutama bagi masyarakat lemah dan terdiskriminatif. *
Kontributor: Rakhmat Fithri Adi