Jakarta- Jadi pembicara kunci dalam Forum Titik Temu 2023, Quraish Shihab tegaskan pentingnya membangun titik temu dalam merayakan perbedaan dan keberagaman Indonesia.
Bertajuk “Merayakan Indonesia: Suara Kultural untuk Pemimpin Nasional 2024” dan diselenggarakan oleh Nurcholish Madjid Society bekerja sama dengan Yayasan Indonesia Barokah, Jaringan Gusdurian, dan Maarif Institute pada Sabtu, 26 Agustus 2023.
Dalam pidatonya, Quraish Shihab menggarisbawahi pentingnya menempatkan kemanusiaan di atas perbedaan agama dan keyakinan.
Ia berbicara tentang pentingnya merangkul perbedaan dan berfokus pada kesamaan sebagai manusia, memandang setiap individu sebagai saudara seiman atau sesama manusia.
“Kita harus satu hati, walau pemikiran kita beda-beda, ini titik tolak yang pertama,” kata Quraish Shihab.
“Kedua, kemanusiaan, kita sama manusia, siapapun yang anda temui, dia adalah saudara seagama ataupun saudara semanusia. Kita bisa berbeda, harus berbeda, jangan upayakan kesamaan dalam perbedaan,” lanjutnya.
Quraish Shihab juga menekankan bahwa kebebasan berpikir dan berpendapat adalah hak setiap individu, namun perlu dihindari pandangan absolutistik yang mengklaim bahwa hanya satu pandangan yang benar.
Ia mengingatkan tentang pentingnya menjaga rasa kemanusiaan dalam berinteraksi dengan sesama, tanpa mengabaikan perbedaan agama atau pandangan.
Dalam suasana keprihatinan akan perpecahan dan ketegangan yang mungkin terjadi di tengah perbedaan, Quraish Shihab menggarisbawahi urgensi merayakan persatuan dalam keragaman, membangun bangsa yang berlandaskan pada kemanusiaan, dan menghindari pandangan yang menyebabkan polarisasi atau eksklusivitas.
“Tuhan menciptakan kamu berbeda, diberikannya petunjuk, hindari absolutisme,” tuturnya.
Dalam pesannya kepada para pemimpin bangsa, Quraish Shihab menyoroti tanggung jawab pemimpin untuk mewakili nilai-nilai masyarakat dan memastikan keadilan serta keberagaman dijaga dengan baik.
Ia mengingatkan bahwa posisi pemimpin adalah amanah, bukan hanya keistimewaan, dan tanggung jawab ini harus diemban dengan baik demi kemajuan bangsa.
Quraish Shihab menutup pidatonya dengan mengingatkan bahwa setiap masyarakat memiliki jati diri, budaya, dan karakter yang unik.
Ia mendorong para pemimpin untuk memperkuat jati diri bangsa dan menemukan kembali nilai-nilai yang mengakar dalam budaya Indonesia.
“Mari kita berlomba, dalam titik temu, dalam membangun bangsa ini, mari kita lebur perbedaan ini pada rasa, kemanusiaan, kebangsaan, dan ingat. Kemanusiaan mendahului agama,” tegas Quraish Shihab.
“Jika anda sang muslim, menemukan anjing kehausan, berikan dia minum, tidak usah berwudhu. Jangan maki orang, itu pesan Quran, masing2 yang dimiliki itu semua indah, itu semua butir2 titik temu, terkadang hilang dalam masyarakat kita, bahkan sementara hilang dalam pemimpin kita,” lanjutnya.
Hadir sejumlah tokoh besar lainnya seperti, Omi Komariah, Sinta Nuriyah, Menteri Koperasi UMKM Teten Masduki, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Alissa Wahid.
Hadir pula Juru Bicara Ahmadiyah 2023-2025, Maulana Dili Sadili, sekretaris Audio Video PB, Yendra Budiana, Kharjiah PB, Kandali Achmad Lubis.