Bogor – Kekuatan interaksi inklusif memiliki pengaruh yang besar dalam meredam konflik keyakinan beragama. Hal itu disampaikan oleh Zulkarnain Lubis selaku narasumber dalam kegiatan Excellent Program yang diselenggarakn di Gedung Baitul Afiat Bofor, Sabtu (29/10/2022).
“Personal touch sangat penting untuk meredam hal-hal yang intoleran,” ungkapnya.
Menurut Zul, realitas persoalan saat ini untuk kasus-kasus intoleransi di Indonesia merupakan akibat dari melemahnya daya inklusi masyarakat dalam merespon perbedaan, terlebih menyangkut perbedaan keyakinan.
Selain itu, kelompok minoritas juga masih terkesan belum inklusif bahkan eksklusif dan sulit membaur dengan masyarakat sekitarnya. Hal itu yang membuat daya komunikasi untuk melawan stigma yang ada pada akhirnya menjadi tidak terlaksana.
Maka dari itu, Zul menyampaikan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membangun relasi dan komunikasi dengan sekitar adalah dengan membangun kepedulian sosial dalam kehidupan sehari-hari. Seperti saling membantu, gotong-royong, kegiatan peduli sosial, dan sebagainya.
Menurutnya hal itu juga dinilai sangat berguna untuk menciptakan persaudaraan serta persatuan antarumat manusia. Zulkarnain membuktikan dengan menceritakan pengalaman aakan kekuatan interaksi sosialnya.
“Saya dekat dengan salah satu teman saya di daerah Kuningan Manislor. Setelah sekian lama kita saling kenal, saling membantu, berbuat baik satu sama lain, lama-lama akhirnya dia datang untuk jujur dan meminta maaf bahwa sebetulnya dia adalah salah satu orang yang pernah menyerang Ahmadiyah di Manislor,” lanjutnya.
Zul menanggapi bahwa itu adalah hal yang luar biasa. Karena ia menilai bahwa pertemanan yang terjalin dengannya adalah buah dari interkasi sosial inklusif.
“Itu adalah hal yang luar biasa. Karena sebelumnya saya belum mengetahui fakta tersebut, namun disatu sisi saya melihat itu adalah buah dari kita sering berinteraksi baik dengan orang lain, berperilaku baik dan saling membantu,” ujar Zul.
“Kita juga sudah banyak diajarkan kerelawanan oleh Jemaat Ahmadiyah dengan segala kegiatannya, banyak sekali nilai-nilai baik dari Jemaat Ahmadiyah yang sering kita dapatkan. Dan itu harus kita tularkan ke luar,” lanjutnya.
Oleh karena itu, Zul berpesan kepada seluruh generasi muda Ahmadiyah untuk menjadi generasi muda yang mengaktualisasikan nilai-nilai baik bagi sekitar.
“Pesan untuk anak muda kita harus berani untuk membuka circle, mulai aja dari circle yang terkecil terlebih dahulu. Dan yang terpenting mulai aja dulu menjadi orang yang baik dan bermanfaat untuk sekitar,” tutupnya.