Bogor – Ade Armando selaku Ketua Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) menyampaikan bahwa berpikir kritis adalah salah satu kunci guna menanggulangi hoaks yang ada.
“Berpikir kritis adalah salah satu kunci untuk menangkal berita hoax,” ujar Ade saat menjadi Narasumber dalam kegiatan Excellent Program di Gedung Baitul Afiat Bogor, Sabtu, (29/10/2022).
Menurutnya, sikap kritis perlu dikembangkan dalam setiap jiwa generasi muda, karena anak muda memiliki peran penting sebagai pemegang dua kapasitas, yakni konsumen dan produsen.
“Konsumen itu maksudnya anak muda harus berpikir kritis dalam menyeleksi informasi yang datang. Banyak sekali hoax dan ujaran kebencian diluar sana, sehingga anak muda harus pintar-pintar memilah mana yang baik dan buruk mana yang bohong dan benar,” tambahnya.
Kemudian, Ketua PIS itu melanjutkan bahwa pada saat yang sama setelah kita mengetahui adanya hoaks dan kebencian di dalam arus informasi, anak muda harus bereaksi terhadap kebohongan dan kebencian tersebut yaitu dengan cara menyuarakan protes, kritik atau bantahan terhadapnya.
Sedangkan sebagai produsen, anak muda mempunyai peluang yang besar untuk mencapai masyarakat luas dengan menghasilkan informasi-informasi yang baik melalui media sosial.
“Jadi kegiatan bermedia sosial itu jangan diisi dengan hal-hal yang sekedar lucu-lucuan, menari-nari, berjoget-joget. Mungkin barangkali menyenangkan, namun pada saat yang sama, teknologi itu ada agar kita sebagai produsen bisa menjangkau masyarakat luas,” lanjut Ade.
Konten media sosial yang disampaikan harus kreatif dan inovatif serta mendidik, sehingga nilai-nilai positif ini dapat benar-benar tersampaikan dan diterima generasi muda.
Maka dari itu, guna menghindari pengguna media sosial yang terjerumus pada informasi-informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, ia menyampaikan pesan kepada generasi muda Ahmadiyah untuk memanfaatkan media sosial dengan baik.
“Gunakanlah medsos itu untuk hal-hal yang penting, untuk mencerahkan bangsa, untuk mengingatkan bangsa, untuk menyajikan kritik dengan cara bertanggungjawab dan sehat. Jadi di satu sisi kita harus kritis untuk menyeleksi, di sisi yang lain kita juga harus lebih kritis dalam menghasilkan informasi-informasi yang akan disebarkan kepada publik luas,” pesannya.